Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dukun [Bagian Dua]

11 Juli 2020   16:53 Diperbarui: 12 Juli 2020   16:50 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh wallhere.com

 

Masih menggenggam jemari Gadis kecil dengan jemariku, di antara pelukan Lelaki tampan dan Wanita cantik berkerudung putih, sekilas kutatap pantulan wajah seorang Wanita cantik berkerudung panjang berwarna hitam, Lelaki tampan dan Wanita cantik berkerudung panjang berwarna putih serta Gadis kecil di dalam Cermin besar yang ada di dalam ruangan ini saling berpelukan antara satu dengan yang lainnya.

"Aku tidak pernah jauh darimu, bahkan ketika Dukun jahat itu berusaha mengurungmu di dalam ruangan itu." bisik Lelaki tampan yang tengah memelukku itu pelan sambil mengecup hangat keningku.

"Dukun yang telah mengurung jati dirimu di dalam penjara buatannya, agar Engkau dan Aku tidak bisa bersatu di dunia ini telah meninggal dunia karena ulahnya sendiri. Allah SWT telah membalas semua kejahatan mereka kepadamu dengan langsung di bayar tunai di dunia ini. Wanita jahat yang telah meminta pada Dukun itu untuk memisah Engkau dan Aku, saat ini Rumah Tangganya telah di bubarkan oleh Allah SWT.

Suami wanita jahat itu telah menjatuhkan Talaq tiga kepadanya sebelum kebakaran hebat melanda Rumahnya, begitupun dengan Dukun yang telah menyanggupi permintaannya untuk membunuhmu secara perlahan-lahan dengan cara mengurungmu sendirian di dalam ruangan itu, saat ini Ia telah meninggal dunia dengan cara yang begitu mengenaskan.

Tubuh Dukun itu ditemukan telah habis terbakar akibat Mobil yang ditumpanginya terbakar saat terjadi kecelakaan maut di jalan lintas antar Provinsi beberapa waktu yang lalu. Badai sudah berlalu, sekarang Engkau telah pulih kembali. Tersenyumlah." katanya lagi sambil menghapus air mata yang menetes jatuh di kedua pipiku dengan jarinya.

"Sudah masuk waktu shalat, ambilah air wudhu, mari kita shalat berjamah seperti dulu," Lelaki tampan yang selalu mengenakan Kemeja panjang berwarna coklat itu kembali berkata kepadaku, juga kepada Wanita cantik berkerudung putih di sebelahku, serta Gadis kecil yang sedari tadi sepertinya begitu enggan melepaskan genggaman jemariku.

*****

Di antara sayup-sayup suara adzan yang terdengar pelan, Aku terbangun dengan tubuh basah kuyup oleh keringat. Hari ini Aku terjaga dari mimpi yang penuh makna. Kuraba kaki dan sekujur tubuh juga kepalaku, Alhamdulillah saat ini Aku sudah tidak merasakan sakit lagi.

Perlahan Aku bangun dari atas tempat tidurku dengan perasaan gembira dan semangat baru. Sepertinya semangat hidupku telah kembali pulih kembali seperti dulu.

"Aku harus kuat, sebab Aku tau ada dia yang tengah menungguku di seberang sana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun