Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Simbolmu Simbolku

25 Mei 2020   20:10 Diperbarui: 25 Mei 2020   20:08 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

******

Di antara derasnya air hujan, wanita cantik berkulit hitam manis itu kembali terjaga dari tidurnya. Bangun dari atas ranjang, wanita cantik berambut ikal sebahu itu melangkahkan kaki-nya ke arah Meja Rias di depan tempat tidurnya, lalu seperti orang yang tengah kehausan, ia tuangkan air dari dalam Teko kaca ke dalam gelas yang ada di tangannya, dan.

Glek..glek..

Air putih di dalam gelas kaca di dalam genggamannya itu habis berpindah semua masuk kedalam perutnya, selanjutnya sambil meletakkan gelas kaca di atas Meja tangan kanannya mengambil sebuah Apel di dalam piring kaca yang terletak di sebelah Teko kaca, sambil menghempaskan pantatnya di ranjang yang menjadi tempat tidurnya. Wanita berkulit hitam manis ini menggigit buah Apel hijau di tangannya.

"Cress!"

Sambil mengunyah buah Apel hijau di tangan kanannya, wanita berkulit hitam manis yang saat ini tengah memakai Piayama berwarna hijau daun itu meraba kemaluannya dengan tangan kirinya.

"Basah!"

Desis wanita berkulit hitam manis yang baru saja terbangun dari tidurnya itu. Malam ini adalah malam yang kesekian kalinya ia terjaga dari tidurnya dan ia selalu terbangun oleh mimpi yang sama dan terjadi berulang kali.

Astaga!

Tiba-tiba wanita cantik berkulit hitam manis ini teringat dengan alur cerita di dalam mimpinya tadi sebelum ia terjaga. Dimana ia terjaga dari tidurnya sesaat sebelum Lelaki tampan itu pergi meninggalkan dirinya. Teringat dengan mimpinya, tanpa sadar tangan kiri wanita cantik berkulit hitam manis ini mengusap Sprei berwarna biru langit yang menjadi alas kasurnya. Ada kerinduan yang begitu mendalam disitu setiap kali ia teringat kepada Lelaki misteri yang selalu hadir di dalam mimpinya.

Uukhh...

Rintihnya, masih terbakar api birahi, ada sedikit kesal di dalam hatinya, terutama saat teringat bahwa ia selalu terjaga dari tidurnya, disaat ia hendak mencari tau siapa gerangan Lelaki misterius yang selalu hadir di dalam mimpi-mimpinya itu.

Ia ingat bahwa Lelaki tampan yang selalu mengenakan Kemeja panjang berwarna coklat muda itu selalu menghilang, sebelum ia sempat bertanya lebih jauh siapa dirinya. Dan mimpi itu selalu terjadi berulang kali, hingga terkadang, tanpa sadar, sebelum tidur ia selalu berdoa, "Semoga saja malam ini ia bisa tau siapa sebenarnya Lelaki misteri yang selalu hadir di dalam mimpi-mimpinya."

Di antara suara denting jam dinding di keheningan malam, bayangan mimpi-mimpi indahnya itu kembali hadir di depan pelupuk matanya. Masih terlihat jelas di dalam ingatannya, bagaimana Lelaki tampan yang selalu muncul di depan pintu kamar tidurnya itu selalu melumat bibirnya di antara derasnya air hujan yang selalu turun di setiap kedatangannya.

Sambil menciumi buah Apel di tangannya, wanita cantik berkulit hitam manis ini seperti hendak kembali merasakan aroma tubuh Lelaki misterius itu dengan indra penciumannya, kehangatan tubuhnya, dengusan nafasnya saat ia menjerit kenikmatan di antara sengal nafasnya.

Masih terbayang jelas di dalam ingatannya, setiap kali ia terjaga dari tidurnya, ia selalu menitikkan air matanya, saat mendapati kenyataan bahwa Lelaki tampan yang sangat dicintainya itu ternyata sudah tak lagi ada di sisinya.

Dan masih seperti malam-malam sebelumnya, setiap kali terjaga dari mimpinya, ia selalu menangis sesegukan di antara Sprei kasur dan Bantal-bantal yang berserakan di atas lantai kamar tidurnya, menahan kerinduan kepada Lelaki misterius yang selalu hadir di dalam mimpi-mimpinya.

Dan malam ini adalah malam yang berbeda dari malam-malam sebelumnya. Mimpi malam ini adalah satu-satunya mimpi yang mampu membuatnya tersenyum bahagia setelah sekian lama ia selalu menangis setiap kali ia terjaga dari tidurnya.

"Jangan tinggalkan aku,"

Wanita cantik berkulit hitam manis itu berkata kepada Lelaki tampan di depannya, sambil memungut dan kembali mengenakan semua penutup tubuhnya.

"Aku tidak pernah meninggalkanmu,"

Di antara suara ayam jantan yang berkokok di penghujung malam, Lelaki tampan yang selalu mengenakan pakaian berwarna coklat muda yang sudah terlihat begitu kumal itu berkata.

"Apakah engkau nyata?" tanya wanita cantik berkulit hitam manis ini sambil kembali menggigit bibir mungilnya.

"Iya," jawabnya sambil tersenyum dan menatap mata sendu wanita cantik berambut ikal sebahu di depannya.

"Jika engkau memang benar-benar nyata dan ada di dunia, tapi kenapa aku hanya bisa bertemu denganmu di dalam mimpi?" tanya wanita cantik berkulit hitam manis itu sambil memeluk erat pinggang dan membenamkan wajahnya di punggung Lelaki misterius di depan.

"Apakah engkau ingin bertemu denganku di dunia?"

Lelaki misterius yang selalu mengenakan Kemeja lengan panjang berwarna coklat, yang warna nya sudah terlihat memudar itu tiba-tiba saja membalikkan tubuhnya, lalu dengan lembut ia kembali melumat bibir wanita cantik yang saat ini tengah berusaha menahan tangisnya.

"Iya," bisik wanita cantik itu pelan, di antara sengal nafasnya, berusaha menguasai gejolak birahi yang tiba-tiba saja kembali menguasai dirinya.

"Mulai saat ini, simbolku adalah simbolmu, hitamku adalah hitammu, dan rasaku adalah rasamu. Di antara tangisanmu ada kenikmatanku. Walau aku selalu hadir di dalam mimpi-mimpimu sesungguhnya aku nyata dan ada di dunia, panggillah simbolku dengan rasa,"

******

Di antara keremangan cahaya, wanita cantik berambut ikal sebahu itu tersenyum bahagia, sambil mengusap cermin di depannya. Di antara hembusan angin yang bertiup kencang, ia kecup cermin di depannya. Sambil tersenyum bahagia, ia usap air mata yang jatuh di kedua pipinya tatkala melihat Lelaki tampan yang selalu hadir di dalam mimpi-mimpinya itu dilihatnya tengah berjalan menghampirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun