"Apakah engkau nyata?" tanya wanita cantik berkulit hitam manis ini sambil kembali menggigit bibir mungilnya.
"Iya," jawabnya sambil tersenyum dan menatap mata sendu wanita cantik berambut ikal sebahu di depannya.
"Jika engkau memang benar-benar nyata dan ada di dunia, tapi kenapa aku hanya bisa bertemu denganmu di dalam mimpi?" tanya wanita cantik berkulit hitam manis itu sambil memeluk erat pinggang dan membenamkan wajahnya di punggung Lelaki misterius di depan.
"Apakah engkau ingin bertemu denganku di dunia?"
Lelaki misterius yang selalu mengenakan Kemeja lengan panjang berwarna coklat, yang warna nya sudah terlihat memudar itu tiba-tiba saja membalikkan tubuhnya, lalu dengan lembut ia kembali melumat bibir wanita cantik yang saat ini tengah berusaha menahan tangisnya.
"Iya," bisik wanita cantik itu pelan, di antara sengal nafasnya, berusaha menguasai gejolak birahi yang tiba-tiba saja kembali menguasai dirinya.
"Mulai saat ini, simbolku adalah simbolmu, hitamku adalah hitammu, dan rasaku adalah rasamu. Di antara tangisanmu ada kenikmatanku. Walau aku selalu hadir di dalam mimpi-mimpimu sesungguhnya aku nyata dan ada di dunia, panggillah simbolku dengan rasa,"
******
Di antara keremangan cahaya, wanita cantik berambut ikal sebahu itu tersenyum bahagia, sambil mengusap cermin di depannya. Di antara hembusan angin yang bertiup kencang, ia kecup cermin di depannya. Sambil tersenyum bahagia, ia usap air mata yang jatuh di kedua pipinya tatkala melihat Lelaki tampan yang selalu hadir di dalam mimpi-mimpinya itu dilihatnya tengah berjalan menghampirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H