Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Penunggu Hutan Larangan

9 Oktober 2019   21:10 Diperbarui: 10 Oktober 2019   23:07 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara suara Saluang yang masih terdengar pelan, di keremangan cahaya, Datuk Garang Bamato Merah dan Nenek tua berkerudung bergo panjang warna merah marun itu terus berjalan, meninggalkan aku dan wanita cantik berkacamata yang tengah menangis sesegukan karena mendapati bahwa Lelaki sampan yang sedari tadi bersamanya itu, saat ini telah berubah menjadi seekor Harimau jantan di depannya.

"Demi langit yang aku panggil sebagai ayah dan bumi yang aku panggil sebagai ibu. Demi ayah dan ibuku serta Tuhan yang menyaksikan perbuatan kalian berdua di tempat ini, aku iklaskan kalian menjadi pasangan suami istri, Andini, jika kau memang menyayangi lelaki ini, pergilah temui kedua orang tuamu sebelum 40 hari untuk meminta restu pada kedua orang tuamu agar merestui pernikahan kalian berdua nanti."

Di antara suara Saluang yang perlahan mulai menjauh dari tempat ini, sayup-sayup kudengar suara Nenek tua berkerudung bergo panjang merah marun ini berkata pada wanita cantik berkacamata yang tengah menangis sesegukan di samping Harimau jantan di pinggir Makam Keramat di tengah--tengah Hutan Larangan.


Bersambung-

Bahan bacaan: 1,2,3

Catatan : Di buat oleh, Warkasa1919 dan Apriani Dinni. Baca juga Aku dan Nenek Misterius di Hutan Larangan yang di buat oleh, Apriani Dinni. Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun