Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Penunggu Hutan Larangan

9 Oktober 2019   21:10 Diperbarui: 10 Oktober 2019   23:07 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak!"

Tiba-tiba wanita cantik berkacamata yang tadi sempat tegang saat melihat kehadiran Nenek tua dan Harimau Sumatera di depan pintu itu berdiri dari bale-bale kayu yang tengah di dudukinya.

"Dia tidak bersalah, Nek. Aku yang menggodanya tadi, jika tidak karena aku goda, tidak mungkin kami akan berbuat mesum di tempat ini."

Wanita cantik berkacamata ini berkata sambil menatap Harimau jantan di depannya yang tiba-tiba saja mengibas-ibaskan ekornya dan terlihat begitu jinak di depannya.

"Bebaskan dia, Nek. Dia sudah banyak menolongku, aku rela menggantikan hukumannya saat ini," kata wanita cantik berkacamata ini kembali berkata lirih sambil melirik ke arah Lelaki muda di sebelahnya.

"Keputusan sudah di buat, hukuman telah di jatuhkan. Sesuai dengan permintaannya tadi sebelum aku memanggil Datuk Garang Bamato Merah ketempat ini. Maka dia harus tetap menjalani hukumannya, tapi karena kalian berdua sudah mengakui kesalahan yang sudah kalian perbuat di tempat ini, maka aku putuskan untuk mengganti hukumannya.

Datuk Garang Bamato Merah tidak jadi membunuhnya, dia boleh hidup, tapi dengan syarat dia harus segera menikahimu.

Anak muda! Apa kau bersedia menikahi wanita di sebelahmu itu?” Tanya Nenek tua berkerudung bergo panjang merah marun di depan pintu sambil menunjuk ke arahku.

“Aku bersedia Nek.” Jawabku yakin sambil menatap wanita cantik berkacamata di sebelahku.

“Apa kau bersedia menikah dengannya?” Tanya Nenek tua di depan pintu sambil melihat ke arah wanita cantik berkacamata itu.

"Aku bersedia Nek,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun