Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Wanita Cantik di Hutan Larangan

28 Agustus 2019   19:19 Diperbarui: 29 Agustus 2019   16:51 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan masih belum reda, di antara hembusan angin yang bertiup kencang, aku terus berjalan, membelah kelebatan Hutan larangan sambil membawa wanita cantik berkulit kuning langsat ini dalam gendongan.

****

"Itu ada tempat penampungan air hujan, bersihan saja dirimu dengan air itu." Kataku pelan sambil menurunkan tubuh wanita cantik bertubuh sintal itu dari gendonganku.

Di sebelah kanan pondok kayu ukuran 4 x 6 yang memiliki atap dari jerami dan dedaunan, serta berdindingkan kulit kayu, kulihat ada tempat penampungan air yang terbuat dari tanah liat, jika melihat posisi tempat penampungan air itu, sepertinya memang sengaja di tempatkan untuk menampung air hujan di situ.

"Aku," kata-katanya terhenti, sambil menatap ke arah penampungan air dan ke arahku secara bergantian.

"Mandilah, bersihkan semua tanah-tanah yang menempel di bajumu dengan air itu, aku akan pergi sebentar, mau mengambil tas dan sepatumu yang masih tertinggal di tempat kita terjatuh tadi." Kataku pelan, berjalan meninggalkan wanita cantik ini di dalam pondok kayu sendirian.

Sebelum pergi meninggalkan wanita cantik berkulit kuning langsat itu sendirian, kedua mataku sempat menyapu kesekeliling pondok kayu yang sepertinya di buat oleh para pencari kayu gaharu. Di sekeliling pondok kayu ini kulihat ada banyak bekas-bekas kulit kayu gaharu.

Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga/genus Aquilaria, terutama A. malaccensis. 

Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum. Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India, Persia, Jazirah Arab, serta Afrika Timur. 

Setelah memastikan bahwa di sekeliling pondok kayu ini terlihat aman, aku segera meneruskan perjalanan, menuju ke arah tempat dimana aku dan wanita cantik yang saat ini tengah berada di dalam pondok kayu itu terjatuh tadi. 

Kutinggalkan wanita cantik di dalam pondok kayu, di antara derasnya air hujan yang mengguyur kawasan Hutan larangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun