Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Secangkir Kopi Susu

8 Agustus 2019   21:51 Diperbarui: 11 Maret 2020   01:30 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Minumlah," kataku lagi sambil tersenyum dengan mata memandang ke cangkir kopi tepat di depan wanita cantik yang juga tengah melihat ke arah yang sama.

"Apakah Mas betul-betul mencintaiku?" tanya wanita cantik berkaca mata yang mengenakan kerudung merah marun ini pelan sambil menatap kedua mataku.

Bisa kupahami kebimbangannya. Dapat kurasakan rasa was-was yang begitu besar di dalam hatinya dan bisa kulihat rasa ragu yang saat ini tengah membolak-balikan isi hatinya.

"Aku mencintaimu karena Tuhanku," kataku pelan, sambil tersenyum menatapnya.

"Kenapa Mas mau menerimaku," sambil menatapku, "wanita yang memiliki masa lalu sekelam itu?"

Suara wanita cantik di depanku itu terdengar begitu pelan seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri.

Perlahan jemari tangannya kulihat meraih tangkai cangkir kopi yang berada di depannya.

"Minumlah kopi susu yang sengaja aku seduhkan khusus buatmu itu," kataku pelan sambil tersenyum menatap kedua matanya.

Sang Waktu melihat ke arahnya, saat wanita cantik itu meneguk kopi susu buatanku secara perlahan sambil menatap kedua mataku.

"Apa yang engkau rasakan?" tanyaku lembut.

"Enak, Mas! Dan, rasanya begitu pas di lidahku. Tidak ada rasa pahit seperti yang tadi aku kuatirkan sebelum aku meminum kopi ini," jawabnya sambil memandangku dan jemarinya menggenggam tangkai cangkir berisi kopi susu di tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun