Terdengar suara yang tidak begitu jelas kudengar keluar dari bibir lelaki berwajah teduh di depanku itu, lelaki tua yang aku tahu selama ini adalah Kelana Senja sahabatku yang selalu berpakaian lusuh itu.Â
Selanjutnya, kulihat dia kembali duduk di atas batu pipih besar, di bawah pohon besar yang begitu rindang, di antara suara gemericik air Sungai yang airnya terlihat begitu jernih, kembali kudengar dia melantunkan tembang dalam bahasa Jawa seperti yang kudengar dari kejauhan tadi.
"Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro
Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro
Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubeda
Hinggo pupusing jaman"
Sayup-sayup kudengar tembang Kidung Wahyu Kolosebo yang di nyanyikan oleh Sunan Kali jaga di atas batu besar di pinggir Sungai, yang jika kuartikan kurang lebih artinya seperti ini.
"Kujaga diri dari perbuatan nista dan sesuka hati
Dengan mengendalikan hawa, hawa nafsu angkara
Meski setan bergentayangan, selalu membuat gangguan
Sampai akhir zaman"