"Iya. Lelaki yang dulu pernah berantem denganmu itu telah menikahiku beberapa tahun setelah engkau pergi menghilang begitu saja."
"Terus?"
"Lima tahun setelah tiada kabar darimu, lelaki itu datang melamarku."
"Terus?"
"Aku dan dia akhirnya menikah, karena orangtuaku tidak tahan lama-lama mendengar anaknya sering disebut perawan tua. Mereka mendesak aku agar mau menerima lamaran pria yang telah memberiku dua orang anak itu."
"Terus?"
"Lima tahun yang lalu pula, sebelum engkau menghubungiku, dia adalah salah satu korban dari penumpang yang tewas pada kecelakaan pesawat yang menimpa maskapai AirAsia di perairan Laut Jawa."
"Aku turut berduka cita."
"Apakah engkau masih tetap menganggapku seperti dulu setelah tahu, bahwa aku bukan lagi gadis tomboy yang engkau kenal dulu?"
"Sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah. Kamu tetap cantik di mataku, bahkan sampai sekarang pun begitu. Dan juga, sampai sekarang tidak ada seorang pun yang bisa merubah keputusanku dari dulu. Aku tetap tidak ingin menjadi adikmu."
"Kenapa?"