Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orang Ketiga

8 Januari 2019   20:35 Diperbarui: 23 Februari 2019   12:12 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kesunyian malam, disaat yang lainnya masih tertidur pulas, lagi-lagi aku masih terjaga sendirian. Setiap kali kumenatap wajah sang Ratu. Dendamku kembali membiru takala ingat bahwa orang ketiga itu telah berhasil merenggut kecantikannya dariku. Hatiku terasa perih takala ingat bahwa orang ketiga itu juga ternyata telah mencuri senyum manisnya itu dariku.

Di kesunyian malam, di antara derasnya air hujan, kembali kutatap wajah Putri Mahkotaku, kutatap wajah cantik yang di warisinya dari aku dan sang Ratu.

Di kesunyian malam, kembali kutatap cermin buram di depanku. 

Di dalam kesendirian, masih kudapati seraut wajah yang tengah diam membisu sambil terus menatap ke arahku. 

Di keheningan malam, kembali kutatap wajah lelaki yang sudah tidak muda itu. Di antara air hujan, kembali kutatap sorot mata yang sudah tidak setajam dulu.

"Apa yang sudah terjadi denganku? Apa yang terjadi dengan kapal yang tengah kunahkodai itu?"

Tanyaku pada lelaki yang masih diam membisu sambil terus menatap ke arahku. 

Tak kutemukan jawaban dari lelaki di depanku. Aku berpaling kebelakang, kutatap sejadah lusuh di sudut kamar. Aku tergugu. Kembali kutatap wajah yang masih diam membisu di depanku.

"Apa yang terjadi dengan Sholat berjamaah yang tengah kuimami? Kenapa engkau hanya diam? Kenapa engkau hanya diam ketika melihatku yang hampir saja tidak lagi mampu menyelesaikan sholat lima waktu berjamah itu?" untuk yang kesekian kalinya, kembali kutanya lelaki yang tetap diam membisu di depanku itu.

Kubersihkan cermin buram di depanku. Sekali lagi kutatap wajah di depanku. "Aku tidak bisa terus-terusan seperti ini," kataku lagi sambil menggeleng-gelengkan kepalaku sendiri.

Mataku berpaling pada sang Waktu yang sedari tadi kulihat hanya diam, bergeming menatapku. Di antara sang Waktu. 

Kutatap sang Ratu dan Putri Mahkotaku yang masih tertidur pulas di atas ranjang tidurku.

"Mereka tanggung jawabku,” kataku lirih pada lelaki di dalam cermin yang kini sudah terlihat lebih bersih di depanku.

"Aku bimbang, tubuhku serasa remuk redam, hatiku serasa hancur berantakan. Orang ketiga itu telah menghancurkan kehidupanku bersama sang Ratu. Aku sendirian. Aku kini laksana sebatang pohon yang tengah goyang akibat diterpa angin yang begitu kencang. Aku laksana sebatang pohon yang hampir tercabut dari semua akar yang selama ini menjadi penopang hidupku.

Atas nama cinta, aku akan kembali merebutnya dari orang ketiga yang beberapa waktu lalu telah berhasil mencurinya dariku,” kataku lagi pada lelaki di dalam cermin itu. 

Kutatap wajah pucat sang Ratu yang masih tergolek lemas di atas ranjang tidur di belakangku.

"Jarang sekali ada wanita yang mampu berpaling dariku, terlebih jika dia pernah jatuh ke dalam pelukanku,” kudengar suara seseorang dari luar kamar menyahuti ucapanku.

Dari balik tirai jendela kamar, kutatap orang ketiga yang tengah berdiri di luar kamar tidurku. 

Kulihat senyum pongah orang yang telah 'menyetubuhi' Ratuku beberapa waktu yang lalu.

Kutatap mata jelalatan orang ketiga yang tengah merayapi sekujur tubuh sang Ratu.

"Beberapa waktu yang lalu, kau memang telah berhasil 'menyetubuhi' Ratuku. Kau boleh merasa puas karena telah berhasil merenggutnya dariku. Tapi tidak dengan hatinya. Dia milikku dan selamanya akan tetap menjadi milikku,” kataku, berusaha menekan amarah yang tengah menguasaiku pada orang ketiga yang kulihat tengah tersenyum penuh kemenangan sambil terus mengejek ke arahku.

"Dan aku meragukan itu. Ha..ha.,” katanya lagi, lalu tertawa terbahak-bahak, seolah menertawai kebodohanku.

"Kita lihat saja nanti. Atas nama cinta, akan kurebut kembali apa yang pernah menjadi milikku,” jawabku sambil menatap tajam ke arahnya.

Orang ketiga berjalan masuk ke dalam kamar tidur sang Ratu.

Sambil tersenyum nakal, kulihat dia mulai ‘menggerayangi’ sang Ratu yang masih tertidur pulas di atas ranjang tidurku. 

Sang Ratu membuka kedua matanya ketika merasakan kehadiran orang ketiga tengah berada di dekatnya. 

Kutatap wajah pasrah tapi tak rela dari raut wajah sang Ratu yang sepertinya tidak sanggup untuk menolak kehadirannya itu.

Darahku mendidih melihat orang ketiga itu ingin kembali 'menyetubuhi'  sang Ratu di depan mataku. 

“Pergi kau!!!” 

Teriakanku di tengah gelapnya malam, mengagetkan orang ketiga yang selangkah lagi hendak kembali ‘menyetubuhi’ sang Ratu di depanku.

Sang Ratu tersentak, matanya nanar menatap ke arahku, hatinya menangis pilu takala menatap aku tengah berada di antara orang ketiga yang hendak kembali 'menyetubuhi'nya itu.

Orang ketiga tersurut mundur. Sambil menatap lelaki yang tadi berada di dalam cermin yang saat ini tengah berdiri di sampingku, dia kembali menatap sang Ratu yang tiba-tiba saja mendorong tubuhnya itu.

Di antara rasa takut melihat kehadiran lelaki dari dalam cermin yang saat ini tengah berdiri di sampingku. Orang ketiga beringsut, menjauh dari atas ranjang tidur sang Ratu. Sambil menatap wajah sang Ratu dan aku secara bergantian. 

Seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, dia melangkah pergi. Lalu menghilang di antara gelapnya malam, meninggalkan aku dan sang Ratu yang masih menangis sesegukan.

Di antara gelapnya malam, di antara derasnya air hujan yang turun di penghujung malam. Kutatap bekas kaki orang ketiga yang bernama ‘Tumor’ itu yang perlahan mulai hilang tergerus oleh air hujan yang turun di penghujung malam.

Kudatangi sang Ratu yang masih menangis sesegukan di atas ranjang. Kugenggam erat kedua tangannya. Kutatap mata sembabnya, kubisikan ketelinganya. “Aku sangat mencintaimu, dan aku tidak ingin kehilanganmu,” kukecup rambut sang Ratu yang tak hitam lagi. Kukecup keningnya, kukecup kedua pipinya.

"Engkau milikku, dan sampai kapanpun engkau tetap milikku. Sampai kapanpun tidak boleh ada yang mengambilmu dariku,” kataku lagi sambil mengusap air matanya yang masih terus menetes jatuh ke pipinya yang tak lagi berisi.


Di kutip dari, Wikipedia, Tumor adalah nama lain dari neoplasma atau lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip dengan simtoma bengkak. Tumor berasal dari kata tumere yang dalam bahasa latin berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign).

Tumor ganas disebut kanker. Dan Kanker memiliki potensi untuk menyerang dan merusak jaringan yang berdekatan dan menciptakan metastasis. Tumor jinak tidak menyerang tissue berdekatan dan tidak menyebarkan benih (metastasis), tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi besar. Tapi mereka biasanya tidak muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi.

Di kutip dari, Kompas.com, Kanker bakal mengambil alih posisi penyakit jantung sebagai pembunuh pertama di tahun 2010. Menurut laporan terbaru dari badan kesehatan dunia, WHO. Peningkatan kasus termasuk angka kematiannya mencapai satu persen dengan kasus terbesar di China, Rusia dan India. Artinya, kasus baru kanker bakal menjamur hingga 27 juta hingga tahun 2030 dengan kematian mencapai 12 juta. Ekspansi kanker yang luar biasa ini bisa jadi bakal meningkat lebih tajam lagi. Hingga tahun 2030, kemungkinan 75 juta penderita bakal menghuni dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun