Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[SdW] Semprul dan Gadis Cantik Bermata Sendu

6 Januari 2019   15:53 Diperbarui: 8 Juli 2019   18:41 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sayings-termination.ga

"Tolong..."

"Setttt..! Kenapa engkau berteriak meminta tolong?"

"Karena engkau telah menggangguku!"

"Bukankah tadi engkau yang memanggilku?"

"Kapan aku memanggilmu?"

"Tadi engkau baru saja membuka penutup aroma itu?"

"Betul, tapi aku tidak menyangka bahwa yang akan datang adalah Jin Tomang sepertimu."

"Jin Tomang rumahnya yang berwarna putih di seberang jalan itu,"

"Dasar Jin Ifrit!"

"Jin Ifrit rumahnya yang berwarna hijau di tanjakan Jalan sebelum rumah Jin Tomang,"

"Duh Gusti..Apa salah dan dosaku, sampai-sampai bisa bertemu dengan Jin Semprul sepertimu.."

"Engkau marah padaku?"

"Enggak, mana bisa aku marah dengan Semprul sepertimu"

"Ahay..engkau mulai menyukaiku rupanya?"

"Nggak! dasar ndablek..wus..wus..."

"Kenapa bilang wus..wus..memangnya aku Jin?

"Dirimu kan memang Jin yang suka menggangguku.."

"Engkau marah padaku ya?"

"Enggak!"

"Terus..."

"Apanya yang terus!"

"Baiklah..jika engkau tidak marah padaku, maka aku akan tetap di sini menemanimu."

"Kenapa engkau selalu menggangguku?"

"Kapan aku mengganggumu? Dari tadi aku hanya berdiam di sini memperhatikanmu."

"Duh Gusti..kenapalah mesti ada mahluk sepertimu?"

"Kenapa?"

"Dari tadi dirimu sudah menggangguku!"

"Hemmm.."

"Kok hem!"

"Lantas aku harus bilang apa?"

"Terserah..yang lainlah! Pokoknya jangan cuma bilang hem."

"Hemmm.."

"Tuh kan! Gak sopan banget!"

"Aku.."

"Dasar Semprull"

"Baiklah.. Jika engkau memang menyukai kata-kata itu, engkau boleh memanggilku dengan nama Semprul."

"Dasar ndablek..wus..wus..pergilah.."

"Tak mau!"

"Kenapa tidak mau pergi?"

"Engkau marah padaku ya?"

"Enggak! Mana bisa Wandu marah dengan Semprul sepertimu.."

"Baiklah... Kalau begitu aku akan tetap di sini menemanimu.."

"Kenapa engkau selalu datang menggangguku?"

"Kapan aku mengganggumu?"

"Dari tadi engkau sudah mengganggu pikiranku, mengganggu rasaku, mengganggu selera makanku, dan juga sudah mengacaukan Jam tidurku!"

"Oww.."

"Hanya itu?"

"Apa yang hanya itu?"

"Tadi aku bilang bahwa engkau sudah mengganggu pikiranku, mengganggu rasaku, mengganggu selera makanku, dan juga sudah mengacaukan Jam tidurku!" dan engkau cuma bilang 'Oww'."

"Jadi aku harus bilang apa padamu?"

"Yang lain kek!"

"Contohnya?"

"Aarrkkhh.."

"Kenapa engkau marah?

"Mama...Tolonglah anakmu ini.."

"Kenapa engkau meminta tolong lagi?"

"Duh Gusti...kenapa aku bisa apes banget hari ini, hufft.."

"Engkau marah ya?"

"Enggak!"

"Terus?"

"Kenapa engkau mendatangiku?"

"Aku terpanggil oleh aroma itu?"

"Dasar ndablek!"

"Aku kepingin mengendus-endus aroma itu.."

"Semprull.."

"Emang gak boleh?"

"Dasar Ndablek..!"

"Pingiiin..."

"Gilaaaa...."

"Kenapa?"

"Aku bisa gila jika lama-lama berada di dekatmu?"

"Kenapa?"

"Duh Gusti...kenapa bisa ada Jin se“ndablek” ini..."

"Aku kepingin mengendus-endus aroma itu?'

"Ndablek..!"

"Hemmm..pasti sepet banget rasanya.."

"Dasar Semprull..!"

"Baiklah..Engkau boleh memanggilku dengan nama itu."

"Bodo ah.."

"Wandu marah pada Semprul ya?"

"Mana bisa wandu marah pada Jin Semprul yang ndablek sepertimu.."

"Baiklah.."

"Apanya yang baiklah?"

"Berarti kita sudah sepakat, bahwa engkau akan membiarkan aku mengendus-endus aroma itu."

"Ndablekk! Semprull..! Gilaaaaa......."

 
Semprul adalah nama yang di berikan oleh Wandu pada salah satu anak dari bangsa Jin yang suka mengganggunya itu. 

Semprul sendiri adalah Jin yang berasal dari Alam rasa namun suka berjalan-jalan di dunia maya. Sedangkan Wandu adalah seorang gadis cantik yang bermata sendu dan saat ini tinggal dan menetap di salah satu Negara di Benua Eropa.

Jodoh, Hidup dan Mati adalah rahasia Ilahi. Alkisah, pada suatu hari. Seperti biasa, Semprul terbang meninggalkan alamnya lalu terbang memasuki dunia maya, dunia yang lagi beken di kalangan anak-anak manusia pada saat ini.

Dikutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, Dunia maya (bahasa Inggris: cyberspace) adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). 

Di dunia maya itu, tanpa sengaja kedua matanya itu menangkap seorang gadis cantik yang di lihat tengah berduka. Di tatapnya mata sendu gadis cantik yang sedang duduk sendirian di pinggir Jendela kamar tidurnya sambil memegang sesuatu.

Mata Semprul tak berkedip menatap ke arah benda yang sedang di pegang oleh gadis yang bermata sendu di depannya itu. Begitu gadis itu membuka penutupnya, tahulah dia bahwa benda yang berada di tangan gadis bermata sendu itu adalah aroma yang begitu di sukainya. Hingga tanpa berpikir panjang lagi, Semprul segera menghampiri gadis cantik bermata sendu yang sedang menangis tersedu-sedu sambil memegang benda di tangannya itu.

Sebelum membuka penutup aroma yang berhasil mengundang kehadiran Semprul ke kediamannya. Dahulu, Wandu adalah seorang gadis cantik yang sedikit pendiam dan tengah patah hati akibat di tinggal pergi oleh lelaki pujaan hatinya. Tapi semenjak kehadiran Semprul, kini hidupnya telah berubah.

Kini, hari-harinya dia lalui dengan tertawa bersama Semprul. Jin Koplak yang selalu menghiburnya dengan harapan bahwa suatu saat gadis bermata sendu itu akan memberikan aroma yang begitu di sukainya itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun