Kugigit buah apel pemberiannya itu, memang terasa segar dan manis sekali buah apel ini.
"Gimana rasanya?" tanyanya lagi, sambil tersenyum kearah buah apel yang kusodorkan lagi ketangannya.
"Enak dan terasa manis," kataku lagi sambil tersenyum kearahnya.
"Â
Coba abang perhatikan, bekas yang abang gigit tadi," katanya lagi sambil tertawa kecil kearahku.
"Ha...!"
Sedikit kaget, kuperhatikan buah apel ditanganku. Ternyata tidak ada satupun bekas gigitanku disitu! Bagaimana bisa? buah apel ini masih utuh! padahal tadi aku sudah menggigitnya.
"Hi..hi.."
Tiba-tiba saja wanita cantik berambut pendek sebahu itu tertawa geli.
 "Walaupun abang bisa merasakan, dan menyentuh benda apapun di sini, tetapi itu hanya sebatas rasanya saja bang," katanya lagi, sambil mengerlingkan mata genitnya ke arahku. Lalu sambil tertawa lepas, dia merebut buah apel di tanganku, lalu menggigit buah apel ditempat yang barusan aku gigit tadi.
"Dan jika buah apel ini habis abang makan, walaupun wujud bendanya masih terlihat utuh. Tapi nanti kalau dimakan oleh orang yang ada di alam ini, maka buah apel ini akan terasa hambar. Karena saripati-nya sudah abang makan tadi," katanya lagi sambil berjalan kembali ke arah ruang tengah.