Kataku dalam hati. Sambil menatap bibirnya yang sedari tadi tertutup rapat. Dan hanya sesekali berubah takala sedang tersenyum itu.
**
Setelah fokus, sambil mengkonsentrasikan hati dan fikiranku. Akhirnya aku bisa berbicara pada wanita cantik di depanku itu.
"Apakah, jika dalam kondisi seperti ini? Aku juga bisa meraba atau memegangmu?" tanyaku lagi sambil menatap kearahnya.
"Apa?" katanya, sedikit kaget.
"Maksudku bukan seperti itu," kataku berusaha memjelaskan, karena mungkin dia berpikir aku akan berbuat kurang ajar padanya.
"Sebelumnya, aku tidak mampu berbicara apalagi memegang orang, ataupun benda-benda yang ada didalamnya," kataku lagi, berusaha menjelaskan. Sebelum dia salah paham dengan ucapan pertamaku tadi.
"Bisa," katanya lagi, Sambil menatap kedua mataku, lalu kembali melanjutkan ucapannya.
"Tapi dengan syarat, abang dan orang yang akan abang ajak berbicara itu, juga melakukan hal yang sama," katanya lagi.
 "Maksudnya?" tanyaku lagi, masih sedikit kurang paham.
"Orang yang akan abang ajak berbicara di dunia ini, harus melakukan hal yang sama seperti apa yang abang lakukan," katanya lagi.