Saat ini semua kekuatan partai-partai politik yang ada, seolah terbagi dua. Semua kekuatan Politik yang ada. Kulihat hanya mendukung salah satu capres yang akan maju dalam pilpres 2019 nanti.
Begitupun hampir 270.054.853 juta jiwa penduduk di Negeri ini, yang berdasarkan data di salah satu media. KPU menetapkan DPT sebanyak 185.732.093 pemilih dan 805.075 TPS di seluruh Indonesia. Dengan jumlah pemilih laki-laki 92.802.671 dan pemilih perempuan 92.929.422 itu. Semua pemilih pria dan wanita yang terdaftar saat ini seolah terbagi dua.
****
Dunia Politik
Jelang pemilihan presiden 2019, sebutan bagi kelompok pendukung tokoh tertentu menguat di tengah masyarakat. Sinisme seolah dibangun oleh dua kubu di Dunia Politik ini.
Di media social sendiri saat ini, muncul sebutan bagi pendukung Presiden Joko Widodo, yaitu kecebong. Sementara pendukung tokoh selain Jokowi kerap disebut kampret.
Fenomena ini terjadi sejak Jokowi bertarung dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pilpres 2014 yang lalu. Dan sinisme tersebut masih berlanjut hingga saat ini.
Sebutan cebong dan kampret sendiri, awalnya dilakukan warganet guna mengelompok kan perbedaan pilihan politik masyarakat. Dua sebutan itu cukup menghangatkan situasi politik jelang pemilu dan sesudahnya.
Tidak mau terlalu lama berdiri diantara dua kubu yang sedang bertikai sambil menyuarakan aspirasinya di Dunia Politik itu, mataku berpaling ketempat lain. Tempat dimana kulihat Sang Waktu dan dua temannya itu berada.
Tidak seperti yang sudah-sudah, dimana aku bisa berpindah dari satu tempat ketempat lainnya dalam sekejap mata, Dunia Politik yang baru saja kusinggahi ini sepertinya telah menguras banyak energi dan waktu ku saat ini.
Aku terus berjalan, meninggalkan kerumunan orang-orang yang berasal dari dua kubu yang berbeda itu dengan segudang tanda tanya, dan misteri yang belum bisa kujawab hingga saat ini.