Setelah melihat pria berbadan gelap ini menganggukan kepala tanda setuju. wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu kembali meneruskan ucapannya:
“Pernikahan yang kalian lakukan dulu bukanlah atas dasar suka-sama suka, pernikah itu terjadi atas paksaan yang dilakukan oleh makhluk yang berasal minyak pelet kelapa hijau yang engkau peroleh dari makam keramat Datuk belang enam di belakang hutan larangan itu. Ketika janji suci itu terucap di hari pernikan kalian, dia dalam kondisi yang tidak sadar, karena memang saat itu yang menikah dengan-mu bukanlah dirinya, tapi makhluk yang berasal dari makam keramat yang masuk dan bersemayam di dalam dirinya saat itu.
Jadi pada hakekat nya yang mengikat janji suci dan berjanji akan membina rumah tangga bersamamu itu bukanlah wanita ini. Tapi makhluk yang telah ikut bersamamu, setelah kamu dan nenek tua itu melakukan ritual di pinggir makam keramat di pinggir hutan larangan itu.” Kata wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu sambil menunjuk ke arah wanita berkulit hitam manis di sampingnya.
Wajah pria berbadan gelap itu terlihat pucat, tatapan tajam wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu seperti menelanjangi masa lalunya dulu bersama nenek tua yang memiliki suami Sembilan orang dikampungnya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H