Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita di Penghujung Malam

11 Juli 2018   21:11 Diperbarui: 11 Desember 2018   19:49 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah asap hitam itu menghilang keluar lewat lubang udara, samar-samar mataku menangkap sosok seorang wanita yang telah cukup berumur namun masih menyisakan sisa-sisa kecantikan masa muda dulu. Dengan anggun dia berjalan mendekat ke arahku, sambil tersenyum manis dia mengurlurkan tangannya, sepertinya dia hendak menarik tanganku, hendak menolongku bangkit berdiri.

“Plak!!”

Tangan kanan wanita tinggi semampai yang kukira hendak menolongku tadi, mendarat dengan sempurna di pipi sebelah kiriku. Sambil meringis menahan sakit, aku menatap wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun yang kulihat tengah melotot, menatap galak ke arahku.

Aku cuma diam sambil mengusap pipi kiriku yang masih terasa panas akibat tamparan-nya barusan. Aku segera bangkit dari tempat duduk-ku lalu mendekat ke arahnya. Sebelum aku sempat membuka mulut untuk menyapanya, wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun itu sudah keburu menyemprotku;

“Dasar hidung belang! Kenapa abang nikahi wanita itu?” Katanya lagi sambil menunjuk ke arah wanita berkulit hitam manis yang masih terduduk kaku menatapku dan wanita berkerudung bergo panjang merah marun itu secara bergantian.

“Padahal dia bisa di obati tanpa abang harus menikahi nya tadi” katanya masih dengan nada suara sedikit tinggi seperti tadi.

Entah kenapa aku tersenyum girang melihat kedatangan wanita berkerudung bergo panjang merah marun ini, kutatap wajah wanita berumur yang masih menyimpan sisa-sisa kecantikan masa muda nya itu. Aku seperti sedang berusaha mengobati semua rasa rindu yang sudah sekian lama terpendam di dalam hati, sambil tersenyum aku terus menatap wajahnya yang masih begitu sewot sejak dari awal kedatangannya tadi.

Baca juga; Wanita Berkerudung Bergo Panjang Merah Marun 

Selama ini aku terus berjalan mencarinya, membelah rimba raya yang saat ini telah berganti nama menjadi pemukiman dan perkebunan, Di antara batang-batang kelapa sawit yang menjulang tinggi, di banyak kampung dan dusun-dusun yang baru singgahi. Aku terus bertanya di mana wanita berkerudung bergo panjang merah marun dan dua anaknya itu berada. Bahkan saat ini aku sudah tidak lagi memperdulikan tatapan orang-orang yang melihat aneh ke arahku.

Sekian lama aku berusaha mencarinya, tidak ada satu kabar beritapun tentang nya yang bisa ku jadikan sebagai acuan untuk mencari jalan kembali menuju kediamannya, dan saat ini tiba-tiba saja dia muncul di sini.

Sebelum dia kembali melampiaskan rasa kesal dan amarahnya kembali, segera ku tangkap dan ku peluk tubuh wanita tinggi semampai di hadapanku ini. Dia meronta, berusaha menolak, tapi akhirnya sambil menatap sinis pada wanita berkulit hitam manis yang tadi duduk disampingku itu. Dia balas memeluk erat tubuhku yang sedang membelakangi wanita berkulit hitam manis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun