Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Naskah Cerita

28 Mei 2018   04:36 Diperbarui: 11 Februari 2019   22:23 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puas memandangi makam itu, dan juga makam anak sulungku, perlahan kulangkahkan kaki, meninggalkan areal pemakaman, dan entah kenapa tiba-tiba, aku teringat pada mantan istri dan anak bungsuku yang saat ini entah berada dimana.

Suasana saat ini begitu hening, angin bertiup, mendung datang, daun-daun mulai berguguran.

Saat ini yang kurasakan hanyalah kepasrahan..

Demikian tenang, tanpa dendam. Dan saat ini,aku merasakan tubuhku begitu ringan, seakan menyatu dengan alam. Suara angin bagaikan nyayian, begitu sendu.

Semakin lama semakin terasa menusuk kalbu, aku menatap sayu ke arah makam, untuk yang terakhir kalinya, kulihat sesosok tubuh yang terbujur kaku. Tersenyum pasrah tanpa beban.

Entah kenapa saat ini aku melihat Dunia ini dari sudut pandang yang berbeda.

Aku terus berjalan, meninggalkan areal pemakaman. Meninggalkan masa lalu tanpa dendam, meneruskan langkah, dan entah kenapa aku berpikir bahwa perjalanan hidup ku di Dunia ini tak ubahnya seperti cerita sinetron yang sering kulihat di Televisi.

Peranku untuk menjaga mereka di dunia ini telah selesai. Dan peran itu kini telah di gantikan oleh seorang pria yang di dalam naskah cerita hidupku berhasil merebut bidadari kecilku dalam satu episode yang banyak menguras emosi dan air mata ku kala itu.

Begitu sempurnanya naskah cerita milik Tuhan. Hingga terkadang para pemain di dalamnya sampai lupa kalo sedang bermain dalam suatu cerita.

Alkisah cerita di buka dengan turun-nya sang iblis dari Surga. Iblis yang tercipta dari api merasa lebih mulia dari Adam yang tercipta dari lumpur yang hina. Tuhan begitu murka karena sang Iblis begitu angkuh di hadapannya. Iblis yang tidak terima, di hadapan Tuhan, bersumpah akan menyesatkan anak cucu Adam sebanyak-banyaknya.

Dulu aku begitu marah dan sangat membenci beberapa orang yang suka mengerjakan amalan iblis beserta anak dan cucunya di Dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun