Mohon tunggu...
Warisma Riski N
Warisma Riski N Mohon Tunggu... Guru - @warismariski_

Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diagnosis untuk Pembelajaran

8 November 2018   05:53 Diperbarui: 8 November 2018   06:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu ketika dalam sebuah pembelajaran. Terdapat salah satu siswa sekolah dasar yang benama Ilham. Dia selalu duduk dibangku paling depan. Ketika guru menunjuk Ilham untuk maju ke depan kelas untuk menjelaskan ulang tentang apa yang sudah ia pahami. Namun selalu saja Ilham tidak mampu memenuhi permintaan gurunya.

Hingga akhirnya dipindahlah Ilham di bangku sebelah guru. Seperti biasanya, saat pembelajaran berlangsung Ilham selalu memperhatikan penjelasan guru. Namun, saat guru mencoba menanyakan ulang tentang materi dia tidak mampu menjawab pertanyaan.

Dari situlah guru yang mengajar Ilham akhirnya merasa jengkel dan memutuskan untuk memberikan point kepada Ilham dengan alasan tidak memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. Ilham yang tidak bisa membela diri hanya mampu diam tanpa sedikit kata apapun.

Sepulangnya Ilham dari sekolah dia menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya. Lalu orang tuanya menanyakan kepada Ilham apakah ada keluhan yang dia rasakan sehingga menganggu aktivitas pembelajaran.

Dengan keberaniaanya akhirnya Ilham menceritakan keluhannya saat belajar di kelas. Dia merasa ada yang bermasalah dari penglihatannya. Lalu orang tua Ilham membawanya ke dokter. Hasil diagnosa dari dokter menyatakan, Ilham telah menderita penyakit hipermetropia (rabun dekat) yang membuat Ilham tidak mampu belajar dengan maksimal. 

Dari kutipan cerita pendek di atas kita ketahui bahwa adanya diagnosis dalam pembelajaran sangan diperlukan. Bukan hanya saja seorang dokter saja yang dapat mendiagnosa sebuah penyakit atau permasalahan. Namun, jika seorang guru (dalam cerita di atas) dapat menerapkan diagnosis dalam pembelajarannya maka tidak akan terjadi pemberian point kepada siswa yang masih duduk pada sekolah dasar.

Pada awalnya diagnosis merupakan istilah teknik yang diambil dari bidang medis. Menurut Thorndiken dan Hagen (Abin S.M.,2002:307) diagnosis diartikan

  • Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya.
  • Studi yang seksama terhadap fakta tentang sesuatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
  • Keputusan yang dicapai setelah dilakukannya suatu studi yang seksama atas gejal-gejala atau fakta tentang suatu hal.

Dari ketiga arti tersebut dapat diambil garis merah bahwa diagnosis adalah beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk menentukan suatu permasalahan yang terjadi pada sesorang. Lalu seperti apakah penerapan diagnosis dalam sebuah pembelajaran?

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dengan diagnosis diantaranya yaitu:

  • Melakukan observasi.

Observasi adalah salah satu cara yang digunakan dalam penentuan diagnosis. Dengan cara ini pendapatan data dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan. Data yang dihasilkan akan menyesuaikan dengan keadaan lapangan pada saaat itu.

  • Memeriksa penglihatan dan pendengaran khususnya bagi siswa.

Langkah ini dilakukan karena dapat diperkirakan masalah atau kesulitan siswa bisa jadi timbul karena adanya ganggungan dari panca indra. Pemeriksaaan dilakukan hanya kepada dua indra ini karena dirasa kedua indra ini berperan penting dalam pembelajaran.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun