Mohon tunggu...
Wari Syadeli MSi
Wari Syadeli MSi Mohon Tunggu... Guru - Guru Ngaji dan Pemerhati Sosial

jangan takut berbagi, teruslah berbuat baik walau mendapatkan ujian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang Tua Sukses Itu Ahli Tawakkal

2 Januari 2025   17:27 Diperbarui: 2 Januari 2025   17:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Bing AI Generator

Kedudukan Tawakal sangat penting, ketika seorang muslim mendapatkan masalah tentu akan meminta pertolongan kepada Allah dengan penuh rasa tawakal (kepasrahan penuh pada Allah) sehingga dia merasa tenang, teduh hatinya dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan kepadanya.

Tidak hanya dalam menghadapi persoalan hidup, dalam menjalankan ibadah mereka memiliki sikap tawakkal.

Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS.Al-Maidah 5:23)

Karenanya kedudukan tawakkal menjadi penting dalam kehidupan beragama seorang muslim, para orang tua yang telah terpatri sikap demikian akan lebih tenang dalam menjalani kehidupan bersama anak-anaknya, jadi tawakkal dapat dipahami bentuk kepasrahan, meminta pertolongan dan ridha kepada Allah. Ibnu Qayyim berpendapat sama bahwa makna tawakkal mencakup pengertian pasrah, meminta pertolongan dan ridha kepada Allah, dengan pengertian  eksistensi segala sesuatu tidak ada ujung rupanya bila tanpa semuanya itu.

Sikap Tawakal seperti bangunan uluhiyah, dimana seseorang yang  memiliki sikap tawakal sepenuhnya berinteraksi dengan Allah, mengandalkan Allah setiap urusannya karena mahabbah (cinta) nya kepada Allah karenanya tawakal mengantarkan seseorang pada kenikmatan kehidupan karena segala sesuatu yang dipandangya adalah Allah bahkan musibah pun dianggapnya nikmat.

Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (QS.Al-Fatihah 1:5)

Sikap kesadaran diri sebagai hamba Allah mendorong seseorang untuk beribadah dan terhubung dengan Allah dalam setiap kondisi, ketergantungan diri para orang tua terhadap Allah mendorongnya meminta pertolongan Allah dalam melalui kehidupan rumah tangga termasuk dalam proses mendidik putra-putrinya.

Dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan Sekali-kali Rabbmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan." (QS.Huud 11:123

Sikap tawakal dibarengi keyakinan Allah merespon atas setiap kesulitan hidupnya didasari keyakinan bahwa cukup Allah lah yang menjadi penolong dan pembelaku, tidak ada makhluk apapun didunia yang mampu memberikan pertolongan kepadanya, sikap demikian dilakukan oleh Nabi Ibrahim tatkala beliau sedang menghadapi ujian hukuman raja Namrud dibakar hidup-hidup, dengan kepasrahan yang tinggi disertai keyakinannya pada Allah Nabi Ibrahim di detik-detik menjalani hukumannya dengan keyakinannya mengucapkan "Cukuplah Allah yang menjadi penolongku" lalu Allah menjawabnya "Hai api jadilah dingin". Allahu Akbar, api yang memiliki sifat panas tiba-tiba menjadi dingin tak bermakna bagi Ibrahim. 

Sikap istiqomah Ibrahim ini patut kita tiru oleh para orangtua sekarang dalam menjalani hidup dalam mendidik putra-putrinya, jangan sekali-kali karena kesulitan dan himpitan ekonomi membuat kita berpaling dari Allah.

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah : Cukuplah Alllah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya Kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Rabb yang memiliki Arsy yang agung. (QS. At-Taubah 9: 129)

Para orang tua yang kehidupannya telah dihiasi dengan sikap tawakal hakikatnya orang-orang yang mulia dan tinggi kedudukanya dan termasuk ciri dari hamba Allah yang memiliki derajat yang mulia "Ya Rabb, Hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. QS.Al-Mumtahanah 60:4

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah merek ayang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Allah-lah mereka bertawakkal. (QS.Al-Anfal 8:2)

Sikap Tawakal sangatlah erat dengan Iman, orang-orang beriman dengan sungguh-sungguh pastilah mereka memiliki sikap tawakal, inilah yang telah dicontohkan para sahabat Nabi dalam menghadapi tekanan dan olok-olokan kaum musyrik. Kepasrahan dan ketundukan pada Allah juga menjadi jalan pembuka rezeki bagi orang-orang yang tawakal seperti burung yang keluar dalam perut kosong dan kembali dalam perut kenyang.

Seaindanya kalian bertawakkal kepada Allah dengna sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan memberi kalian rizki sebagaimana Dia memberi rizki kepada burung, berangkat pada pagi hari dalam keadaan perut kosong dan pulang di petang hari dalam keadaan perut kenyang. (HR.Tirmidzi)

Nabi telah memberikan penggambaran pada kita tentang konsep tawakkal yang diumpamakan seperti burung, orang-orang yang bertawakkal kepada Allah memiliki dua sifat pertama berusaha untuk keluar mencari rizki dan berpegang teguh pada sumber segala penyebab yang dapat mendatangkan rizki (causa prima).

Mengapa penting sikap tawakkal dalam melaksanakan jihad sekalipun karena hakikatnya kemenangan berada di tangan kekuasan Allah (QS.3:160), meski dalam kondisi terdesak sekalipun dimana posisi musuh jauh lebih kuat dari kekuatan kita , tetap saja dipasrahkan pada Allah karena hakikat kekuasaan ditangan Allah (QS.5:11), bagaimana jika dalam posisi yang sangat kuat dimana posisi musuh melemah, tetap saja kita dituntut untuk bersikap tawakal (QS.9:25), hal ini pernah terjadi pada Nabi Musa (QS.5:22-23_

Begitu banyak ayat-ayat Alqur'an yang menjelaskan prinsip-prinsip tawakal sesuai konteks yang terjadi saat itu jadi tidak hanya dalam konteks ibadah, masalah hidup termasuk dalam perjuangan menjalani kehidupan membesarkan putra-putri para orang tua hendaknya selalu mengedepankan sikap tawakkal kepada Allah.

Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan hendaknya para orang tua senantiasa mendahulukan sikap bermusyawarah karena ini diajarkan dalam Alqur'an.

Maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka; mohonkanlah ampunan bagi mereka; dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Selanjutnya, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya  Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS.Al-Imran 3;159)

Termasuk dalam hal mencari rizki, hendaknya para orang tua memiliki sikap tawakkal kepada Allah karena hakikatnya apa yang kita rasakan seperti kenikmatan dunia, semuanya adalah karunia dari Allah (QS.42:36)

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya  Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tiada di sangka-sangkanya. Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)Nya, Sesungguhnya Allah melaksanakan untukmu (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq 65:2-3)

Orang tua yang sukses hakikanya mereka adalah orang-orang yang bertawakal kepada Allah, jadi penting bagi para orang tua untuk memahami hakikat dari Tawakkal itu sendiri.

Memahami Hakikat Tawakkal

Sikap tawakal bukan berarti tidak menempuh segala macam penyebab namun ketergantungan hati pada Allah, hanya Allah lah yang berkehendak atas terjadinya segala sesuatu. Ibnu Qoyyum berpendapat demikian tentang hakikat tawakkal

Rahasia dari hakikat tawakkal terletak pada kepercayaan hati yang hanya mengandalkan Allah semata. Dengan kata lain tawakkal tidak membahayakan meskipun yang bersangkutan menempuh semua penyebab, selama hatinya tidak mengandalkan pada penyebab (ikhtiar) yang dijalaninya dan tidak ada rasa ketergantungan pada (ikhtiar).

Az-Zubaidi dalam Kitab Tajul Arus menjelaskan tentang hakikat Tawakkal

Tawakkal ialah percaya akan anugerah yang ada di sisi Allah dan tidak percaya dengan apa yang di tangan manusia. Tawakkal kepada Allah artinya kepercayaan hati kepada Allah disertai usaha menempuh berbabagi macam penyebab dengan keyakinan yang sempurna bahwa hanya Allah lah yang memberi rizki, yang menciptakan, yang menghidupkan, dan yang mematikan; tiada tuhan yang berhak di sembah selain Dia dan tiada yang berkuasa selain Dia.

Ibn Taimiyah berpandangan Sikap tawakkal tidak hanya terkait pada persoalan hidup namun sangatlah luas bahkan sikap tawakal dapat mendatangkan manfaat dan menolak bahaya, sikap inilah yang telah mendorong orang-orang salih beramal dengan amalan terbaik sebagai ungkapan syukur kepada Allah.

Ya Rabbana, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami mengadu. (QS.Mumtahanah 60:4)

Hendaknya para orang tua memahami bahwa kesulitan apapun, meski kita mengalami ujian sehingga membuat kesulitan dan kerumitan bahkan tidak nampak jalan keluar sekalipun, yakinilah pasti akan datang kepadamu kemudahan dan kelembutan Al Haqq azza wa jalla bahkan melalui jalan yang tidak terduga olehmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun