Aceh, dengan seluruh kekayaan tradisinya, berdiri tegar meski di tengah terik. Ini lebih dari sekadar gambaran fisik; ini adalah simbol dari mentalitas yang diwariskan turun-temurun. Terik siang hanyalah saksi dari keteguhan hati mereka, dari doa-doa yang terus melangit, serta dari kecintaan yang tak pernah lekang terhadap adat dan budaya.
Puisi ini menyampaikan bahwa di balik alam yang indah, ada cerita dan nilai yang hidup, diwariskan, dan terus dijaga. Inilah Aceh, yang di tengah panas dan tantangan sekalipun, tetap mencerminkan keteguhan yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H