Selain itu juga, ada resiko-resiko yang bersifat etis, misalnya bagaimana kalau teknologi ini nantinya disalahgunakan oleh mereka yang ingin mencuri informasi dari lembaga pemerintah lembaga keamanan negara atau dari perusahaan; Bagaimana kalau teknologi ini disalahgunakan untuk mengendalikan orang lain, memanipulasi pikiran mereka dan mengubah perilakunya, bahkan bukan tidak mungkin disalahgunakan untuk menciptakan manusia Superior untuk kepentingan operasi-operasi militer, seperti yang sering kita lihat di film-film.
Oleh karena itu wajar kalau beberapa ahli mengingatkan Neuralink supaya mereka mengawasi betul pengembangan teknologi invasifnya dengan penuh tanggung jawab.
Peringatan tersebut muncul karena para ahli sudah hafal betul siapa sih Elon Musk.
Ia merupakan pengusaha yang eratik, dengan etos kerja gerak cepat, yang kadang kala mengabaikan kehati-hatian.
Beberapa ahli yang lain bahkan mengkritik proyek Elon Musk ini misalnya Philip Sabes, profesor dari Universitas California San Francisco.
Dia mengatakan, meskipun pencapaian Neuralink tampak mengesankan tetapi sebetulnya masih banyak masalah yang belum terpecahkan oleh Neuralink.
Aplikasi klinisnya juga masih jauh, artinya banyak masalah teknis dan biologis yang masih harus diatasi sebelum teknologi tersebut bisa benar-benar dinyatakan aman dipakai untuk pengobatan manusia.
Kritik lain disampaikan oleh Anna wexler, asisten profesor di Departemen Etika Medis dan Kebijakan Kesehatan di Perelman School of Medicine at the University di Universitas Pennsylvania.
Dia menyoroti permasalahan etika, dan mengatakan Neuralink belum menunjukkan konsep bagaimana cara mereka nanti menangani isu-isu terkait persoalan privasi dan keamanan data.
Jadi apa kira-kira yang akan terjadi pada masa depan manusia, kalau nantinya sukses menanamkan chip ke dalam otak manusiaÂ
Ketika kita memasuki era baru dalam kemajuan teknologi maka kita akan selalu dihadapkan pada sisi manfaat dan sisi resiko dalam hal NeuralinkÂ