Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Pentingnya Toleransi Antar Pecinta Buku

18 November 2024   08:54 Diperbarui: 18 November 2024   23:09 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Kertas (Dokumentasi Pribadi)

Cerita berkembang dengan munculnya tokoh-tokoh berikutnya yang tak kalah menyukai buku-buku. Interaksi lebih jauh yang melibatkan semua tokoh dalam buku ini mengungkap banyak perbedaan di antara mereka. Selain yang sudah disebutkan di atas, perbedaan-perbedaan juga meliputi hal-hal berikut.

Mencoret Halaman, Ya atau Tidak?

Seorang tokoh di Rumah Kertas memiliki kebiasaan meninggalkan coretan-coretan di halaman buku yang dibacanya. Banyak coretan dibuat sampai memenuhi margin halaman buku. Ia punya alasan melakukannya. 

Baginya coretan-coretan di buku merupakan bentuk keintiman antara buku dan pembacanya. Menurutnya pula buku yang baik ialah yang merangsang pembacanya untuk berpikir. Maka setiap menjumpai bacaan yang menarik, ia memberi catatan, komentar atau tanda garis langsung di halaman tersebut.

Namun, kebiasaan itu tidak disukai oleh sahabatnya yang juga gemar membaca. Sang sahabat lebih suka membiarkan halaman buku tetap rapi dan bersih. Jika perlu memberikan komentar atau catatan, sang sahabat menuliskannya pada selembar kertas lalu menyelipkannya di antara halaman buku.

Bagi sang sahabat kebiasaan mencorat-coret halaman buku merupakan tindakan kasar. Sementara sang tokoh menganggap sahatnya "sok suci" karena menghendaki halaman buku tetap bersih.

Merapikan Margin, Menghilangkan Sejarah?

Termakan waktu, buku-buku akan mengalami perubahan fisik. Frekuensi dibuka, lama penyimpanan dan kondisi tempat penyimpanan membuat buku akan kotor dan usang. Debu dan kutu pun ikut menikmati buku. Biasanya jejaknya lebih jelas pada bagian tepi atau margin halaman.

Bagi beberapa pecinta buku memandangi bagian buku yang kotor dan usang menimbulkan kesan kurang nyaman. Cara yang biasa dilakukan ialah merapikan bagian tersebut dengan menyisir atau memotong margin buku agar kembali terlihat rapi serta bersih.

Seorang tokoh dalam Rumah Kertas ternyata membenci kebiasaan menyisir margin buku. Tindakan tersebut mengurangi nilai sejarah sebuah buku. Padahal setiap sudut dan bagian buku merupakan kesatuan yang tak terpisahkan sejak awal buku itu ditulis, dicetak, dijual, dan diedarkan. Termasuk cover, jilid, serta lebar margin atas, bawah, dan samping setiap halamannya. Memotong margin halaman buku dengan tujuan menghilangkan bagian yang kotor atau usang sama artinya menghilangkan sebagian sejarah buku tersebut.

Membaca Sambil Bergumam

Banyak orang membaca dengan diam. Sebagian lainnya terbiasa membaca buku sambil berucap lirih membunyikan kata demi kata yang tertulis. Namun, membaca sambil bergumam seperti itu dianggap bisa mengganggu.

Seorang tokoh dalam Rumah Kertas menguraikan pembelaannya terhadap kebiasaan membaca sambil bergumam. Menurutnya, bergumam saat membaca bukan aktivitas mengeluarkan suara tanpa makna. Suara-suara lirih yang dibunyikan oleh pembaca pada dasarnya memiliki irama tertentu yang justru bisa menambah kekuatan cerita.

Irama-irama lirih yang digumamkan saat membaca bisa membuat cerita yang sebenarnya datar menjadi lebih menarik. Buku yang kalimat-kalimatnya biasa saja menjadi lebih hidup jika dibaca sambil berucap lirih. 

Menyusun Buku Harus Berdasarkan Penulis?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun