Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kenangan yang Diwariskan dalam Buku Bekas dan Lawas

6 Juli 2023   13:21 Diperbarui: 9 Juli 2023   10:51 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku lawas bekas perpustakaan sekolah dan kampus (dok.pribadi).

Oleh karenanya, meski Pada Sebuah Kapal telah diterbitkan ulang untuk kesekian kalinya pada Februari 2023, saya belum tertarik untuk membelinya. Sebab saya sudah terlanjur bahagia dengan memiliki dua edisi klasiknya. 

Coretan yang mengabadikan kenangan perjalanan buku melintasi waktu (dok.pribadi).
Coretan yang mengabadikan kenangan perjalanan buku melintasi waktu (dok.pribadi).

Lain dari itu semua, ada satu alasan lagi mengapa saya senang jika bisa mendapatkan buku bekas. Asalkan kondisinya masih relatif baik dan bisa saya maklumi, buku bekas dan lawas punya nilai khusus yang asyik untuk dinikmati. Yakni, kenangan-kenangan yang terabadikan di dalamnya.

Begitu sering saya membeli buku bekas dan lawas lalu menemui coretan-coretan di cover maupun halamannya. Entah coretan itu berasal dari pensil, bolpoin, atau spidol, saya tidak serta merta ingin menghapus atau menutupi coretan-coretan itu. 

Jenis coretan tertentu akan saya hapus atau samarkan. Namun, banyak pula coretan yang saya biarkan menghiasi buku-buku itu. Sebab dari coretan-coretan itu saya bisa mendapat warisan kenangan.

Puluhan tahun usia buku memungkinkannya dibaca oleh banyak orang. Dimiliki secara bergantian dari pemilik pertama lalu berpindah tangan ke pemilik-pemilik berikutnya melalui jual beli, barter, peminjaman, atau bahkan warisan.

Buku lawas bekas perpustakaan sekolah dan kampus (dok.pribadi).
Buku lawas bekas perpustakaan sekolah dan kampus (dok.pribadi).

Saya senang membayangkan bagaimana sebuah buku bekas dan lawas menempuhi takdirnya. Misal, ketika saya dapati coretan berupa nama dan tanda tangan orang tertentu yang dibubuhi tanggal, itu saya nikmati sebagai gerbang menuju lorong waktu. Saya bayangkan betapa bahagianya orang itu pada masa dulu ketika yang berhasil memiliki buku tersebut sehingga memutuskan menuliskan nama dan tanda tangannya dengan rapi di sana. Kadang saya bertanya dalam hati: "orang ini bagaimana kabarnya sekarang?".

Kemudian jika pada halaman yang berbeda saya dijumpai goresan nama lainnya, saya bayangkan bahwa nama itu merupakan pemilik berikutnya. Mungkin pemilik pertama telah menjualnya ke sebuah kios buku bekas. Kemudian buku itu berpindah tangan. Begitu seterusnya hingga pada setiap lembar halamannya tertinggal jejak jari jemari orang-orang terdahulu yang tidak saling kenal, tapi terhubungkan dengan satu buku yang sama.

Adanya kenangan yang terekam pada buku bekas dan lawas membuat saya semakin menikmati bacaan. Dengan kenangan itu, buku yang saya pegang tak sekadar kumpulan kertas berisi tulisan. Melainkan sebuah warisan yang diteruskan.

Buku lawas dengan kartu baca yang masih menempel di cover belakang (dok.pribadi).
Buku lawas dengan kartu baca yang masih menempel di cover belakang (dok.pribadi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun