Oleh karenanya, meski Pada Sebuah Kapal telah diterbitkan ulang untuk kesekian kalinya pada Februari 2023, saya belum tertarik untuk membelinya. Sebab saya sudah terlanjur bahagia dengan memiliki dua edisi klasiknya.Â
Lain dari itu semua, ada satu alasan lagi mengapa saya senang jika bisa mendapatkan buku bekas. Asalkan kondisinya masih relatif baik dan bisa saya maklumi, buku bekas dan lawas punya nilai khusus yang asyik untuk dinikmati. Yakni, kenangan-kenangan yang terabadikan di dalamnya.
Begitu sering saya membeli buku bekas dan lawas lalu menemui coretan-coretan di cover maupun halamannya. Entah coretan itu berasal dari pensil, bolpoin, atau spidol, saya tidak serta merta ingin menghapus atau menutupi coretan-coretan itu.Â
Jenis coretan tertentu akan saya hapus atau samarkan. Namun, banyak pula coretan yang saya biarkan menghiasi buku-buku itu. Sebab dari coretan-coretan itu saya bisa mendapat warisan kenangan.
Puluhan tahun usia buku memungkinkannya dibaca oleh banyak orang. Dimiliki secara bergantian dari pemilik pertama lalu berpindah tangan ke pemilik-pemilik berikutnya melalui jual beli, barter, peminjaman, atau bahkan warisan.
Saya senang membayangkan bagaimana sebuah buku bekas dan lawas menempuhi takdirnya. Misal, ketika saya dapati coretan berupa nama dan tanda tangan orang tertentu yang dibubuhi tanggal, itu saya nikmati sebagai gerbang menuju lorong waktu. Saya bayangkan betapa bahagianya orang itu pada masa dulu ketika yang berhasil memiliki buku tersebut sehingga memutuskan menuliskan nama dan tanda tangannya dengan rapi di sana. Kadang saya bertanya dalam hati: "orang ini bagaimana kabarnya sekarang?".
Kemudian jika pada halaman yang berbeda saya dijumpai goresan nama lainnya, saya bayangkan bahwa nama itu merupakan pemilik berikutnya. Mungkin pemilik pertama telah menjualnya ke sebuah kios buku bekas. Kemudian buku itu berpindah tangan. Begitu seterusnya hingga pada setiap lembar halamannya tertinggal jejak jari jemari orang-orang terdahulu yang tidak saling kenal, tapi terhubungkan dengan satu buku yang sama.
Adanya kenangan yang terekam pada buku bekas dan lawas membuat saya semakin menikmati bacaan. Dengan kenangan itu, buku yang saya pegang tak sekadar kumpulan kertas berisi tulisan. Melainkan sebuah warisan yang diteruskan.