Beberapa rumah yang lebih besar memiliki bangunan tambahan. Di situ biasanya dijumpai sejumlah orang berkumpul untuk bekerja.
Warga Krebet beraktivitas secara natural. Mereka berpakaian sederhana dan seringkali mengenakan busana tradisional seperti lurik dan kain jarik. Sedangkan warga yang berkebun atau bertani berjalan sambil memanggul cangkul dan mengenakan caping agar tak tersengat matahari yang sering terasa lebih terik di Krebet.
Warga Krebet juga masih melestarikan kesenian tradisional seperti wayang kulit, ketoprak, dan karawitan, Begitu pun ritual budaya seperti merti dusun dan syawalan belum dilupakan. Semua masih dijumpai sebagai bagian dari kearifan lokal warganya sejak dulu.
Batik Kayu
Layaknya desa wisata, Krebet bisa dinikmati dengan beragam cara. Paket-paket wisata disediakan oleh pengelola untuk memberi pengalaman terbaik bagi tamu dan wisatawan. Tak mengapa jika hanya punya waktu beberapa jam mengunjungi Krebet sebab berbagai hal menarik bisa didapatkan sekaligus di sini. Apalagi jika meluangkan waktu lebih untuk bermalam di rumah warga maupun homestay yang disediakan.
Sepanjang hari wisatawan bisa turut dalam sejumlah aktivitas. Mulai dari ikut bercocok tanam di ladang atau sawah, menikmati kuliner lokal, menyaksikan pertunjukkan tradisional, hingga menjelajah alamnya yang unik.
Datang seorang diri tanpa mengikuti paket wisata pun tetap asyik. Bahkan, bisa menjadi alternatif yang menarik sebab keramahan warganya akan membuka kesempatan kita menikmati Krebet secara lebih intim. Termasuk mengenal kekhasannya yang paling istimewa, yakni Batik Kayu.
Telah dikenal seantero Nusantara dan dunia bahwa batik lazimnya ditorehkan di atas selembar kain. Namun, di Krebet kreativitas batik ditumpahkan ke dalam media kayu. Bukan sekadar menyalin dan mencap motif batik ke atas papan kayu, melainkan melukisnya secara manual seperti para pembantik menorehkan canting untuk membentuk pola-pola yang cantik.
Batik Kayu di Krebet berkembang bukan karena kebetulan. Melainkan karena inisiatif warganya yang mencoba mencari solusi sekaligus berkreasi menggali potensi lokal agar lebih berdaya.
Dahulu warga Krebet banyak menggantungkan hidup dengan mengolah ladang dan sawah. Menjadi petani merupakan sumber mata pencaharian mereka pada awalnya. Namun, faktor cuaca dan kondisi tanah yang berlapiskan banyak batuan kapur di bawahnya membuat sawah dan ladang tak bisa diolah secara maksimal.
Beberapa warga yang memiliki keterampilan lain lalu berinisiatif mengembangkan Batik Kayu yang terinspirasi dari kerajinan Topeng Gunungkidul. Memanfaatkan potensi kayu yang banyak dihasilkan dari pepohonan di wilayah Krebet, mereka mulai membuat barang kerajinan dari kayu yang dilukis layaknya batik.
Tak disangka, hasil kreativitas warga Krebet terus berkembang. Keunikannya membawa Batik Kayu asal Krebet tersebar tidak hanya di dalam negeri, tapi juga menembus pasar mancanegara.