Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jika Vaksin Covid-19 "Gotong Royong" Tetap Dijual, Jokowi Ingkar Janji

12 Juli 2021   08:07 Diperbarui: 12 Juli 2021   15:39 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksin gratis vs Vaksin berbayar | foto: tangkapan layar kompas.com

Mestinya kuota tersebut dialokasikan kepada puskemas atau gerai kepolisian yang masih mampu untuk menyelenggarakan vaksin gratis sehingga penolakan yang dialami banyak masyarakat yang kehabisan kuota bisa diatasi.

Lagipula jika memang pemerintah sungguh-sungguh ingin memperluas jangkauan dan cakupan vaksin melalui apotek atau klinik, mengapa harus menjualnya lewat Kimia Farma? Masih banyak klinik lain di daerah yang bisa digandeng untuk menyelenggarakan vaksinasi gratis.

Keberadaan klinik Kimia Farma yang didominasi di kota-kota besar tidak akan berdampak banyak pada pemerataan akses vaksin di daerah. Hal itu justru semakin memperlebar kesenjangan vaksin antar daerah.


Daripada menjual vaksin lewat Kimia Farma, pemerintah lebih baik mempercepat verifikasi klinik atau apotek di daerah untuk menyelenggarakan vaksinasi gratis. Dengan demikian masyarakat akan memiliki lebih banyak opsi selain datang ke puskesmas, rumah sakit, atau gerai kantor polisi.

Menjual vaksin gotong royong melalui jaringan klinik tertentu hanya akan meningkatkan sikap apatis dan curiga sebagian kalangan yang selama ini menganggap pandemi Covid-19 dimanfaatkan sebagai ladang bisnis oleh segelintir pihak. Akhirnya itu akan semakin memperlemah kepercayaan terhadap pemerintah.

Vaksin (tidak sepenuhnya) gratis |dok. pribadi.
Vaksin (tidak sepenuhnya) gratis |dok. pribadi.
Selama vaksinasi gratis masih belum maksimal diselenggarakan, vaksinasi berbayar akan mencoreng rasa keadilan dan keseteraan yang menjadi hak warga negara untuk hidup sehat. Jika ingin menjual vaksin Covid-19, cukuplah dengan label Vaksin Berbayar. Tidak perlu melabelinya Gotong Royong.

Padahal, presiden pada pertengahan Desember 2020 telah menyampaikan komitmen dan janji pemerintah untuk menyediakan vaksin Covid-19 gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia. Semoga ini bukan tanda presiden sedang buntu dalam mengatasi pandemi sehingga memilih melanggar janjinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun