Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Supersemar, Kudeta Paling Canggih dan Keji oleh Soeharto terhadap Bangsa Indonesia

11 Maret 2021   08:31 Diperbarui: 11 Maret 2021   10:36 4863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soeharto (dok. pri).
Soeharto (dok. pri).
Supersemar akhirnya menjadi semacam surat sakti yang dengannya Soeharto memulai orde baru. Semenjak itu Soeharto pun mengkudeta babak-babak penting dari sejarah bangsa Indonesia lalu menggantinya dengan tumpukan kepalsuan.

Bukanlah suatu rahasia bahwa selama tiga dasawarsa berkuasa  Soeharto menjadikan peringatan Supersemar setiap tanggal 11 Maret sebagai salah satu alat untuk melegitimasi kekuasaannya. Rakyat Indonesia diarahkan pemahamannya untuk menerima menerima bahwa Supersemar merupakan jejak kepahlawanan. Dengan demikian rakyat juga dimanipulasi untuk memuja Soeharto sebagai penyelamat yang menerima pelimpahan kekuasaan dari Soekarno.

Ironisnya, hingga detik ini masih banyak orang yang tetap menganggap Soeharto sebagai panyelamat bangsa. Tanda bahwa bukan sekadar kekuasaan yang dikudeta oleh Soeharto, tapi juga pemahaman rakyat Indonesia berhasil ia kendalikan selama puluhan tahun.

Oleh karena itu, kini sangat penting untuk memahami Supersemar secara lebih jelas dan benar. Peringatannya perlu menjadi tonggak untuk mengkaji salah satu peristiwa kelam dan tragis dalam sejarah bangsa Indonesia.

Supersemar merupakan saksi bisu atas kudeta yang dilakukan Soeharto terhadap Soekarno dan bangsa Indonesia sekaligus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun