Yang jelas itulah kali pertama saya memasuki diskotek atau klub malam. Sejak menginjak teras diskotek yang remang-remang saya langsung disuguhi banyak hal. Penampilan beberapa pengunjungnya lumayan mengejutkan mata. Wanita berbusana seksi dengan bagian punggung terbuka lebar, wangi parfum, laki-laki berpakain modis, hingga orang-orang bertubuh kekar, semuanya nyata di hadapan saya malam itu. Sempat saya bertanya dalam hati, kalau di Malang saja begini, bagaimana di Jakarta?
Sampai pada akhirnya saya tiba di dalam ruangan diskotek dan menyadari bahwa apa yang saya lihat dari sinetron, film, maupun tayangan TV lainnya tentang diskotek benar adanya. Lampu disko yang tergantung di atas berkilatan, tapi tak cukup menerangi ruangan yang temaram.
Ruangan yang tidak terlalu besar dan beratap rendah itu juga dilingkupi aroma yang cukup kompleks. Aroma asap rokok, minuman beralkohol, hingga rupa-rupa parfum telah bersenyawa. Aroma itu untuk sesaat mengejutkan syaraf-syaraf pembau di hidung.Â
Suasana yang ganjil dengan cahaya redup juga membuat saya agak sulit memposisikan diri di dalamnya. Sempat duduk di sebuah sofa di pinggir ruang, tapi kemudian ditegur oleh seseorang.
Rupanya sofa itu telah dipesan oleh sekelompok pengunjung. Demikian pula dengan beberapa kursi dan meja berkaki tinggi yang ada di tengah ruang, semuanya telah dibooking.
Tiket yang saya pegang memang hanya tiket pertunjukkan. Sedangkan tempat duduk dan layanan lain di dalam diskotek seperti minuman dan cemilan dikenakan biaya khusus.Â
Oleh karena KAHITNA masih agak lama munculnya, mau tak mau saya harus berdiri agak lama dengan perasaan sedikit canggung. Coba saya menyesuaikan diri sekadarnya dengan mengamati tingkah dan laku sejumlah orang di sekeliling. Benar-benar pemandangan dan pengalaman istimewa saya dapati.
KAHITNA akhirnya tampil setelah malam tergelincir dan hari baru saja berganti. Segera saya mencari posisi dan setelah menyelipkan badan ke sana kemari berdirilah saya di samping Yovie Widianto.Â
Menonton KAHITNA dari samping sebenarnya kurang mengenakan. Selain tidak bisa melihat aksi mereka secara lebih jelas, telinga pun dihajar oleh getaran suara yang lebih kencang dari pengeras suara.
Beruntung tata suara dan musik pertunjukkan malam itu tidak ambyar sehingga lantunan merdu KAHITNA bisa dinikmati. Penonton dan pengunjung diskotek pun asyik mengikuti KAHITNA sepanjang dini hari itu.