Kedua, berbelanja buku di Gramedia Big Sale harus sabar dan telaten karena buku-buku tidak dikelompokkan menurut kategori. Biasanya hanya buku anak-anak dan komik yang dipisahkan tempatnya. Sedangkan jenis buku lainnya dicampur atau hanya ditata di atas meja dan rak. Tidak ada fasilitas komputer untuk menelusuri judul yang tersedia.Â
Oleh karena itu, butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan buku yang sesuai minat. Namun, sekali menemukan buku yang menarik rasanya seperti mendapatkan harta karun besar seperti saya menemukan karya Marga T.
Adanya jasa titip atau pemborong buku memang sah-sah saja, tapi kadang menimbulkan ketidaknyamanan karena mereka biasanya mengambil banyak buku bagus sekaligus.Â
Selain itu mereka suka duduk-duduk dan meletakkan keranjang-keranjang belanjaan di sekitar tumpukan buku dan di dekat kasir seolah sebagai penanda bahwa beberapa jenis buku telah dibooking oleh mereka. Saya kira banyak penyuka buku yang paham tentang hal ini.
Keempat, harga buku pada Gramedia Big Sale biasanya akan diturunkan menjadi lebih murah lagi pada hari-hari terakhir penjualan. Buku-buku yang dihargai Rp10.000 akan turun menjadi Rp5000 sementara yang dihargai Rp30.000 akan dilego dengan ketentuan Rp30.000 dapat dua atau tiga buku. Hanya saja pada hari-hari terakhir biasanya sudah tidak terlalu banyak lagi pilihan judul yang tersedia.
Memang masih ada banyak hal yang  bisa didapatkan dengan uang Rp10.000. Kita bisa memilih menggunakannya untuk membeli  data internet unlimited harian atau paket chatting mingguan.Â
Anak kos juga secara ajaib bisa membelanjakan Rp10.000 sebagai survival kit di akhir bulan. Namun, penyuka bacaan akan selalu menganggap uang Rp10.000 sebagai alat tukar yang sangat berharga untuk mendapatkan buku-buku bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H