Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Budi Seputro dan Sate Merah, dari Jogja Sampai ke Lidah 63 Negara

23 Agustus 2018   15:36 Diperbarui: 23 Agustus 2018   21:58 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budi Seputro, pemilik Warung Sate Ratu dengan menu utama Sate Merah (dok. pri).

Budi menjelaskan kunci kelezatan Sate Merah selain pada penggunaan filet daging ayam, juga ada pada bumbu rahasia yang ia racik sendiri. Meski merahasiakannya, Budi sedikit membocorkan bahwa ada sedikit pengaruh bumbu khas Lombok dan Banjarmasin dalam racikan bumbu rahasianya. Bumbu cabe merah dan bumbu rahasia itulah yang menjadi kekuatan rasa Sate Merah.

Sate Merah (dok. pri).
Sate Merah (dok. pri).
Lilit Basah (dok. pri).
Lilit Basah (dok. pri).
Bukan hanya Sate Merah yang ditawarkan di Warung Sate Ratu. Ada juga Lilit Basah  yang sama-sama terbuat dari daging ayam pilihan. Berbeda dengan sate lilit yang biasanya dibakar atau dipanggang, Lilit Basah buatan Budi justru dikukus dan digoreng. Cara membuatnya sederhana saja. Daging ayam pilihan yang telah dicincang ditambah dengan bumbu rahasia. Setelah itu, cincangan daging dipadatkan dan dikukus hingga dihasilkan Lilit Basah. 

Budi biasa membuat Lilit Basah dalam jumlah banyak sebagai persediaan dan bisa disimpan hingga 3 minggu di dalam freezer. Setiap ada pembeli yang memesan, Lilit Basah dipotong menjadi beberapa bagian berbentuk kotak untuk dikukus kembali dan selanjutnya digoreng sebentar dengan mentega.

Lilit Basah yang disajikan bersama potongan mentimun dan bawang goreng tak kalah lezat dari Sate Merah. Pertama mencecapnya seperti menikmati nuget ayam. Tapi semakin lama terasa lebih kaya pada setiap gigitannya. Cincangan daging ayam yang kasar rasanya gurih dan tidak pedas sehingga pas dinikmati sebagai kudapan tanpa nasi. Tapi kalau ingin menyantapnya bersama nasi, Lilit Basah juga bisa menjadi lauk yang istimewa.

Kebebasan

Perjalanan Budi bersama Sate Merah sebenarnya belumlah lama. Sore itu Budi yang mengaku tidak terlalu pandai memasak berkisah bagaimana ia bisa terjun ke bisnis kuliner. Semua bermula pada bulan Juli 2015 setelah ia memutuskan meninggalkan profesinya di bidang hospitality dan hiburan. Puluhan tahun menikmati kemapanan pada bidang tersebut, ia ternyata merasa bosan. Muncul keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru di mana ia bisa merasa lebih bebas dan santai.

Semangat kebebasan membuatnya memilih bidang kuliner. Sebagai permulaan Budi mendirikan "Angkringan Ratu". Di angkringan itu ia mempekerjakan sejumlah pegawai dan juru masak untuk menyediakan sendiri semua menu. 

Warung Sate Ratu (dok. pri).
Warung Sate Ratu (dok. pri).
Budi Seputro menceritakan kisahnya bersama Sate Merah dan Warung Sate Ratu (dok. pri).
Budi Seputro menceritakan kisahnya bersama Sate Merah dan Warung Sate Ratu (dok. pri).
Namun, Budi kemudian menyudahi Angkringan Ratu. Salah satu alasannya adalah karena ia menemui kesulitan manakala juru masak dan pegawainya berhalangan masuk. Dengan menyerahkan urusan menu kepada juru masak ia menjadi kurang leluasa dan terlalu bergantung kepada orang lain. Secara tidak langsung kebebasan yang menjadi keinginannya dirasakan berkurang

Maka pada 2016 ia membangun kembali usaha kulinernya dengan nama "Sate Ratu". Ia pun memilih lokasi baru dengan menempati warung di Jogja Paradise Foodcourt seperti sekarang. Sementara itu sebutan "Ratu" tetap dipertahankan menggambarkan filosofi yang ingin dibawanya lewat resep-resep makanan. Sebutan Ratu menurutnya erat dengan makna tradisional sekaligus mengandung kesan prestise. Itu selaras dengan keinginannya untuk menyajikan menu khas tradisional dengan resep, bahan, dan rasa yang premium. Sate Merah dan Lilit Basah adalah manisfestasi dari makna "Ratu" tersebut.

Melalui Sate Merah dan Lilit Basah itulah Budi merasa menemukan kebebasan. Mulai dari meracik resep, pencarian bumbu, hingga pengolahannya ia tangani sendiri bersama sang istri. Dengan demikian ia bisa lebih mudah menjaga kualitas dan rasa hidangannya. 

Sate Merah dan Lilit Basah (dok. pri).
Sate Merah dan Lilit Basah (dok. pri).
Meski memiliki dua orang pegawai, Budi bersama sang istri Maria Watampone tetap turun  tangan langsung melayani pembeli. Di warung yang buka setiap hari Senin hingga Sabtu mulai pukul 11.00 WIB hingga 21.00 WIB, keduanya dengan ramah menyambut setiap pembeli yang datang dan juga mengantarkan pesanan ke meja pembeli. Budi pun senang berinteraksi dengan para pembeli untuk mengetahui respon dan masukan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun