Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Karya Saya di Kompasiana Mengisi Buku Resmi Kurikulum 2013

20 Februari 2014   23:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selain keanekaragaman hewan, Tuhan juga menganugerahkan kepada kita tumbuhan yang beraneka ragam dengan berbagai keindahannya. Salah satu anugerah tersebut adalah keindahan anggrek Indonesia yang terkenal sampai ke mancanegara".

Itulah kalimat yang menjadi pengantar subtema keanekaragaman hewan dan tumbuhan pada buku resmi Kurikulum 2013 untuk siswa SD Kelas IV Semester 2 Tahun 2013/2014 yang sedang berjalan saat ini. Buku resmi yang diterbitkan oleh Litbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut berjudul "Indahnya Negeriku. Pada halaman 9-10 buku tersebut terdapat sebuah tulisan dan kumpulan foto bertajuk "Pesona Kecantikan Anggrek Alam Indonesia". Selanjutnya lembar kerja halaman 11-12 juga terkait dengan tulisan dan foto-foto tersebut.

Foto-foto Anggrek Indonesia menjadi bagian dari sebuah materi berjudul Pesona Anggrek Alam Indonesia di dalam buku tematik kurikulum 2013 untuk kelas IV SD yang diterbitkan oleh Kemdikbud. Materi tersebut diambil dari 2 tulisan saya di Kompasiana.

"Pesona Kecantikan Anggrek Alam Indonesia", tajuk ini mungkin pernah terlintas sebagai bacaan rekan-rekan kompasianer seperti halnya tajuk itu sangat lekat di ingatan saya. Karena rupanya tajuk itu dan tulisan beserta foto yang menjadi bagian dari materi pada buku kurikulum 2013 tersebut bersumber tulisan saya di kompasiana pada 29 Januari 2013 dan 28 Oktober 2012.

Adalah Ibu Majawati Oen, seorang kompasianer yang beberapa hari lalu mengirimkan pesan melalui inbox Kompasiana. Beliau menanyakan apakah nama Hendra Wardhana pada buku tematik kurikulum 2013 SD adalah saya?. Beliau juga memberi tahu bahwa buku tersebut adalah buku pegangan siswa yang diberikan oleh Kemdikbud sebagian bagian dari implementasi kurikulum 2013. Tentu saja Ibu Majawati Oen tahu hal tersebut karena beliau adalah seorang pengajar.

Mendapat pertanyaan tersebut saya agak terkejut karena tidak pernah mendapatkan pemberitahuan atau permintaan terkait kontribusi materi pada buku ajar kurikulum 2013. Saya pun tidak tahu apakah Hendra Wardhana dalam buku tersebut adalah saya. Meski ada beberapa penelitian dan seminar di mana saya dan kawan-kawan menyumbang hasil penelitian tentang keanekaragaman anggrek namun saya tidak pernah mendapatkan pemberitahuan mengenai penggunaan hasil penelitian atau tulisan tersebut sebagai materi buku pelajaran. Beberapa hasil penelitian memang sudah terekam dalam prosiding maupun naskah hasil yang bisa diunduh.

Tapi tulisan mana dan dari mana sumbernya yang mengisi buku kurikulum 2013 tersebut?. Saya sempat berfikir bahwa mungkin uraian saya di sebuah majalah nasional tentang potensi Anggrek yang dimuat kembali pada buku tersebut. Tapi akhirnya saya menemukan jawabannya ketika mendapatkan buku kurikulum 2013  dari toko buku Gramedia pada 18 Februari 2014 lalu.

Buku tematik resmi kurikulum 2013 untuk siswa SD/MI Kelas IV yang diterbitkan oleh Kemdikbud di mana di dalamnya terdapat sebuah materi yang bersumber dari tulisan saya di Kompasiana.

Menelusuri isi buku tersebut sayapun terkejut melihat 7 buah foto anggrek dan sebuah tulisan 4 paragraf di dalamnya. Ternyata semua itu memang tulisan dan foto-foto karya saya. Tulisan dan foto tersebut disalin dari artikel saya di Kompasiana yang sudah saya sebutkan di awal.

Halaman 9 pada buku tematik Indahnya Negeriku berisi cerita dan foto Anggrek Indonesia yang bersumber dari 2 tulisan saya di Kompasiana.

Dengan tajuk "Pesona Kecantikan Anggrek Alam Indonesia" di halaman 9, buku kurikulum 2013 tersebut menyajikan 4 paragraf serta 7 buah foto Anggrek. Paragraf-paragraf tersebut dan 6 buah foto di halaman 10 identik dengan susunan kalimat dan foto dari tulisan saya di Kompasiana yang berjudul [Jelang Satu Tahun] Pesona Kecantikan Anggrek Alam Indonesia. Sementara sebuah foto pada halaman 9 adalah bagian dari tulisan saya lainnya di Kompasiana yang berjudul Anggrek Bibir Berbulu, Putri Hutan Indonesia yang Terlupakan.

Sejumlah foto Anggrek Indonesia dan cerita mengenai keindahannya ada di halaman 10 buku Indahnya Negeriku. Cerita dan foto-foto tersebut bersumber dari tulisan saya di Kompasiana.

Kredit tentang nama pemilik tulisan dan sumber tulisan "green.kompasiana.com" tercantum di dalam buku.

Lalu apa reaksi saya mengetahui keberadaan tulisan dan foto-foto tersebut di buku kurikulum 2013 tersebut?.

Pertama, saya memeriksa katalog terbitan. Buku tersebut diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui bagian Litbang. Lalu dari halaman kata pengantar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diketahui buku ini memang buku tematik resmi yang diterbitkan akhir 2013 sebagian bagian dari implementasi kurikulum 2013 yang sedang mulai diterapkan saat ini.

Kedua, saya segera memeriksa daftar pustaka dan tidak menemukan nama saya serta sumber tulisan yang disalin. Namun ada kredit nama saya dan green.kompasiana.com pada halaman 9 dan 10 di mana tulisan dan foto-foto tersebut dimuat.

Ketiga, saya mengirim surat elektronik kepada Kemdikbud melalui dua alamat email yakni pengaduan dan litbang. Ada beberapa pokok klarifikasi yang saya tanyakan kepada Kemdikbud. Di antaranya mengapa tak ada pemberitahuan terkait penggunaan tulisan dan foto-foto karya saya tersebut.

Namun inti surat elektronik saya tersebut bukanlah perihal keberatan melainkan permohonan koreksi. Saya menyayangkan editing oleh tim penyusun dan penelaah yang menyebabkan kesalahan informasi yang cukup penting yakni kesalahan nama spesies Anggrek dan penjelasannya. Kesalahan tersebut bukan bersumber dari tulisan saya di Kompasiana yang sudah benar melainkan ketidaktelitian tim penyusun dan penelaah buku yang menyalinnya sehingga menyebabkan ketidakcocokan antara foto Anggrek dan penjelasannya. Memang hanya 1 dari 7 anggrek yang memuat kesalahan tersebut. Namun hal itu saya anggap sangat merugikan peserta didik karena mendapatkan informasi yang salah.  Oleh karena itu dalam surat elektronik tersebut saya memohon dilakukan koreksi sesuai rincian yang saya sertakan.

Kesalahan tersebut mungkin tidak akan terjadi jika Litbang Kemdikbud memberitahukan sebelumnya perihal penggunaan tulisan dan foto-foto tersebut karena dengan demikian saya bisa mengetahui foto dan anggrek apa saja yang akan disajikan dalam buku tersebut.

Keempat, meski terselip kekecewaan karena tidak ada pemberitahuan perihal penggunaan karya-karya saya yang berakibat terjadi sedikit kesalahan penyalinannya ke dalam buku, namun saya bersyukur karena tulisan saya di Kompasiana sekali lagi mendapatkan "apresiasi". Kali ini saya merasa senang karena dengan disalinnya tulisan tersebut  ke dalam buku tematik Kurikulum 2013 oleh Kemdikbud, satu harapan saya mulai terwujud. Harapan agar Anggrek Indonesia dikenal oleh anak-anak SD dan generasi muda Indonesia. Menurut saya sebagai negara dengan kekayaan Anggrek terbesar di dunia, anak-anak Indonesia sudah seharusnya mengenali bunga tersebut, apalagi Anggrek adalah salah satu Bunga Nasional Indonesia. Kita pantas berharap bahwa anak-anak dan generasi muda Indonesia setidaknya mengetahui satu spesies Anggrek di sekitar lingkungan mereka. Bermula dari satu spesies  mata dan pengalaman anak-anak akan terbuka untuk melihat kecantikan Anggrek Indonesia yang lainnya.

Oleh karena itu dengan disalinnya tulisan saya di Kompasiana menjadi materi pada buku siswa yang menjadi buku pegangan resmi kurikulum 2013 tersebut harapan itu bisa disemai. Anak-anak Indonesia terutama mereka para siswa SD kini bisa mengenali Anggrek negeri sendiri.

Kelima, saya harus menyampaikan terima kasih kembali kepada Kompasiana karena berkat ruang dan media yang disediakan, sebuah ide dan gagasan dari Kompasianer, termasuk saya bisa diapresiasi dalam bentuk, ruang dan waktu yang lebih luas. Jika tidak menulis tentang Anggrek di Kompasiana, mungkin harapan dan gagasan kompasianer tidak akan dibaca banyak orang termasuk oleh penyusun/penelaah buku kurikulum 2013. Bukan apa-apa, tapi Anggrek Indonesia saat ini memang belum menarik perhatian banyak masyarakat Indonesia kecuali hanya dilirik sebagai tanaman hias oleh kalangan tertentu. Oleh karena itu lewat Kompasiana dan buku kurikulum 2013 ini saya berharap masyarakat Indonesia semakin mengenal betapa Anggrek negerinya sangat istimewa.

Pada akhirnya saya tak mempersoalkan ketiadaan pemberitahuan terkait penyalinan tulisan dan foto-foto saya di Kompasiana ke dalam buku kurikulum 2013 tersebut. Untuk kepentingan dan kegunaan yang lebih luas apalagi untuk kepentingan pendidikan saya bersyukur dan berterima kasih bisa sedikit berkontribusi. Semoga saat membuka buku Indahnya Negeriku tersebut anak-anak Indonesia bisa tersenyum melihat kecantikan Anggrek Indonesia, anggrek itu milik mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun