Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melihat Lagi Fenomena Jokowi di Bentara Budaya Kompas Yogyakarta

25 Oktober 2014   12:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:48 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_331028" align="aligncenter" width="560" caption="Mengangkat poster "]

1414187622120904340
1414187622120904340
[/caption]

[caption id="attachment_331029" align="aligncenter" width="560" caption="Karya Benny Soetrisno menampilkan wajah-wajah penuh gairah."]

14141877031678904647
14141877031678904647
[/caption]

[caption id="attachment_331030" align="aligncenter" width="560" caption="Selfie Batal Golput demi Jokowi (dok. pribadi)."]

14141878611738305010
14141878611738305010
[/caption]

Selain itu ada sebuah foto menarik yang memperlihatkan manuskrip tulisan tangan proses penciptaan lagu “Salam 2 Jari” yang fenomenal selama masa pemilu kampanye presiden. Dalam foto itu terlihat coretan yang menunjukkan pergantian lirik lagu “Salam 2 Jari”. Jika dalam versi rekaman ada bagian yang berbunyi “Dari gondrong sampai botak, hatinya kotak-kotak”, maka foto tersebut menunjukkan bahwa awalnya bagian tersebut ditulis dengan lirik “Kepala boleh botak, tapi hati kotak-kotak”.

[caption id="attachment_331032" align="aligncenter" width="405" caption="Coretan tangan proses penciptaan lagu "Salam 2 Jari" karya Oppie Andaresta."]

14141881021072112639
14141881021072112639
[/caption]

Konser “Salam 2 Jari” merupakan panggung kampanye terbesar sepanjang perjalanan demokrasi di Indonesia. Konser itu dianggap sebagai salah satu momentum penting dan bersejarah yang mengantarkan Jokowi sebagai Presiden Indonesia ke-7. Di sisi lain, Konser “Salam 2 Jari”juga menjadi salah satu keajaiban fenomena Jokowi yang susah dijelaskan sebagaimana pendapat Goenawan Mohamad di atas.

[caption id="attachment_331033" align="aligncenter" width="560" caption="Salah seorang penonton konser (dok pribadi). "]

1414188186245816854
1414188186245816854
[/caption]

[caption id="attachment_331034" align="aligncenter" width="560" caption="Selebaran Jokowi-JK di atas jalan di luar stadion GBK (dok. pribadi)."]

1414188350870889662
1414188350870889662
[/caption]

Jokowi memang fenomenal. Dengan sangat sederhana ia tiba-tiba mengisi ruang hampa demokrasi Indonesia. Ia mengubah arti kekuasaan “kami” menjadi demokrasi “kita”. Tanpa banyak berkata ia tiba-tiba menciptakan gelombang, gema dan gerak yang sulit dicari padanannya dalam sejarah Indonesia sebelumnya. Terakhir kali rakyat membuat gelombang itu pada Reformasi 1998.

[caption id="attachment_331031" align="aligncenter" width="630" caption="Jokowi dan People Power (dok. pribadi)."]

14141879551416279886
14141879551416279886
[/caption]

Melalui pameran foto “Musik u/ Demokrasi” kita menyimak kembali fenomena Jokowi dan people power yang selama ini mengiringi perjalanannya menuju RI-1. Pameran ini juga mengingatkan kembali bangsa Indonesia betapa pentingnya suara rakyat sebagai esensi demokrasi.

[caption id="attachment_331025" align="aligncenter" width="630" caption="Jokowi, Presiden Rakyat Indonesia (dok . pribadi)."]

14141871321632416253
14141871321632416253
[/caption]

Kemenangannya dalam pemilu presiden yang lalu adalah kemenangan rakyat Indonesia yang bersatu mewujudkan gelombang demokrasi. Kini sosok fenomenal antiteori itu telah menjadi orang nomor 1 negeri ini, ia adalah Presiden Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun