[caption id="attachment_331015" align="aligncenter" width="599" caption="Dua dari puluhan foto eksklusif dalam pameran foto "Musik u/ Demokrasi" di Bentara Budaya Kompas, Yogyakarta (22-25/10/2014)."][/caption]
“Sampai sekarang saya belum sepenuhnya mengerti benar mengapa Joko Widodo, tokoh kurus yang tak pandai berpidato itu, bisa jadi fokus harapan dan tambatan hati orang banyak. Ia bukan seperti Ali Sadikin, jenderal marinir yang karismatik dan penuh energi kerja. Ia juga bukan Soeharto yang serius dan angker. Seorang peneliti poltik dari Australia pernah menanyakan kepada saya, “What is the mystique?. Saya tak bisa menjawab”.
Itulah penggalan pengantar dari Goenawan Mohamad yang menyertai Pameran Foto Musik u/ Demokrasi yang sedang digelar di gedung Bentara Budaya Kompas Yogyakarta tanggal 22-15 Oktober 2014.
“Musik u/ Demokrasi” adalah judul buku fotografi yang merangkum foto-foto terbaik konser “Salam 2 Jari” yang digelar relawan Jokowi-JK pada 5 Juli 2014 lalu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Foto-foto tersebut dihimpun oleh Galeri Foto Jurnalistik Antara bekerja sama dengan Yayasan Budaya Visual MAEN.
[caption id="attachment_331017" align="aligncenter" width="567" caption="Pameran foto "Musik u/ Demokrasi"."]
Foto-foto dalam “Musik u/ Demokrasi” adalah karya 31 fotografer dari komunitas dan 8 media yang mendokumentasikan konser “Salam 2 Jari “, diantaranya Divisi Pemberitaan Foto Antara, Harian Nasional, Harian Kompas, Kompas.com, Media Indonesia, Reuters, Tempo dan Tabloid harian olahraga Bola. Adapun para fotografer tersebut adalah Andi Ari Setiadi, Andrew Prawiro Hakim, Anton Rex Montol, Agung Rajasa, Agustinus Eko, Beawiharta, Benny Soetrisno, Danny Ardiono, Danu Kusworo, Diana P. Tarigan, Eka Novianto, Heru Sri Kumoro, Ismar Patrizki, Jay Subyakto, John Suryaatmadja, Kemal Jufri, Kristianto Purnomo, Lucky Pransiska, Nurdiansah, Octa Christi, Oscar Motuloh, Peksi Cahyo, Ramdani, Rika Panda, Roderick Adrian Mozes, Roy Rubianto, Sigit D. Pratama, Wahyu Budiarto/Slank Doc., Widodo S. Jusuf, Wisnu Widiantoro, Yosef Arkian Witin.
Foto-fotoitu kini dipamerkan secara eksklusif untuk masyarakat umum. Tak hanya merekam sosok Jokowi di atas panggung di tengah kerumunan ratusan ribu massa, foto-foto itu juga mengabadikan wajah-wajah penuh antusias dan kegembiraan rakyat Indonesia menyambut calon pemimpin baru mereka.
[caption id="attachment_331018" align="aligncenter" width="560" caption="Foto karya Agung Rajasa (kiri) dan Yosef Arkian Witin (kanan) menampilkan Jokowi sedang berlari di atas panggung di tengah-tengah ratusan ribu massa (dok. pribadi)."]
[caption id="attachment_331019" align="aligncenter" width="560" caption="Karya Ari Setiadi menampilkan peci bergambar pasangan Jokowi-JK yang dikenakan seorang penonton konser(dok. pribadi)."]
Beberapa foto yang menarik untuk diperhatikan lebih lama antara lain 2 buah foto karya Agung Rajasa dan Yosef Arkian Witin. Diambil secara terpisah kedua foto tersebut merekam ekspresi dramatis Jokowi ketika berlari di atas panggung menghampiri ratusan ribu massa pendukungnya. Dengan wajah bergairah, Jokowi berlari dengan sebuah gulungan kertas naskah pidato. Selain kedua foto tersebut ada juga foto yang merekam momen serupa dengan sudut yang lebih lapang. Dalam foto itu Jokowi seperti sosok yang berlari membelah lautan manusia.
[caption id="attachment_331021" align="aligncenter" width="560" caption="Foto karya Beawiharta memperlihatkan sosok kurus Jokowi berlari membelah ratusan ribuan massa di atas panggung (dok. pribadi). "]
Ada juga beberapa foto yang dibuat dalam bentuk kolase menampilkan wajah dan ekspresi para artis dan seniman yang berpartisipasi dalam Konser Salam 2 Jari. Sosok Jokowi yang fenomenal tak hanya mengundangsimpati dan jauh hati masyarakat biasa, tapi juga membuat banyak artis turun gunung. Sejumlah seniman yang sebelumya dikenal apatis dan memilih golput kali ini membuka hati untuk Jokowi.
[caption id="attachment_331022" align="aligncenter" width="560" caption="Kolase foto sejumlah artis dan seniman pendukung Jokowi (dok. pribadi). "]
[caption id="attachment_331023" align="aligncenter" width="560" caption="Dua seniman asal Yogyakarta, Butet Kartaredjasa (kaus merah) dan Kill The DJ (dok. pribadi)."]
[caption id="attachment_331026" align="aligncenter" width="560" caption="Poster kisah blusukan Jokowi di Yogyakarta (dok pribadi)."]
Antusiasme rakyat juga terekam dalam sejumlah foto. Salah satunya foto di sebuah lorong pintu masuk stadion GBK yang memperlihatkan hilir mudik orang dengan kaus dan atribut Jokowi. Salah satunya ada yang mengenakan kaus seragam sepakbola berwarna kuning dengan nomor punggung 2, nomor urut pasangan Jokowi-JK. Ada juga beberapa foto human interest yang merekam beragam ekspresi di dalam stadion seperti berfoto selfie bersama sambil mengacungkan salam 2 jari atau mengangkat poster-poster Jokowi.
[caption id="attachment_331027" align="aligncenter" width="405" caption="Foto karya Sigit D Pratama memperlihatkan suasana di lorong pintu stadion GBK. Dalam foto itu seorang mengenakkan kaus kuning bernomo punggung 2 dengan nama Jokowi di atasnya. Sementara di sebelahnya seorang remaja berlari ke arah sebaliknya mengenakan kaus Jokowi-JK (dok. pribadi)."]
[caption id="attachment_331028" align="aligncenter" width="560" caption="Mengangkat poster "]
[caption id="attachment_331029" align="aligncenter" width="560" caption="Karya Benny Soetrisno menampilkan wajah-wajah penuh gairah."]
[caption id="attachment_331030" align="aligncenter" width="560" caption="Selfie Batal Golput demi Jokowi (dok. pribadi)."]
Selain itu ada sebuah foto menarik yang memperlihatkan manuskrip tulisan tangan proses penciptaan lagu “Salam 2 Jari” yang fenomenal selama masa pemilu kampanye presiden. Dalam foto itu terlihat coretan yang menunjukkan pergantian lirik lagu “Salam 2 Jari”. Jika dalam versi rekaman ada bagian yang berbunyi “Dari gondrong sampai botak, hatinya kotak-kotak”, maka foto tersebut menunjukkan bahwa awalnya bagian tersebut ditulis dengan lirik “Kepala boleh botak, tapi hati kotak-kotak”.
[caption id="attachment_331032" align="aligncenter" width="405" caption="Coretan tangan proses penciptaan lagu "Salam 2 Jari" karya Oppie Andaresta."]
Konser “Salam 2 Jari” merupakan panggung kampanye terbesar sepanjang perjalanan demokrasi di Indonesia. Konser itu dianggap sebagai salah satu momentum penting dan bersejarah yang mengantarkan Jokowi sebagai Presiden Indonesia ke-7. Di sisi lain, Konser “Salam 2 Jari”juga menjadi salah satu keajaiban fenomena Jokowi yang susah dijelaskan sebagaimana pendapat Goenawan Mohamad di atas.
[caption id="attachment_331033" align="aligncenter" width="560" caption="Salah seorang penonton konser (dok pribadi). "]
[caption id="attachment_331034" align="aligncenter" width="560" caption="Selebaran Jokowi-JK di atas jalan di luar stadion GBK (dok. pribadi)."]
Jokowi memang fenomenal. Dengan sangat sederhana ia tiba-tiba mengisi ruang hampa demokrasi Indonesia. Ia mengubah arti kekuasaan “kami” menjadi demokrasi “kita”. Tanpa banyak berkata ia tiba-tiba menciptakan gelombang, gema dan gerak yang sulit dicari padanannya dalam sejarah Indonesia sebelumnya. Terakhir kali rakyat membuat gelombang itu pada Reformasi 1998.
[caption id="attachment_331031" align="aligncenter" width="630" caption="Jokowi dan People Power (dok. pribadi)."]
Melalui pameran foto “Musik u/ Demokrasi” kita menyimak kembali fenomena Jokowi dan people power yang selama ini mengiringi perjalanannya menuju RI-1. Pameran ini juga mengingatkan kembali bangsa Indonesia betapa pentingnya suara rakyat sebagai esensi demokrasi.
[caption id="attachment_331025" align="aligncenter" width="630" caption="Jokowi, Presiden Rakyat Indonesia (dok . pribadi)."]
Kemenangannya dalam pemilu presiden yang lalu adalah kemenangan rakyat Indonesia yang bersatu mewujudkan gelombang demokrasi. Kini sosok fenomenal antiteori itu telah menjadi orang nomor 1 negeri ini, ia adalah Presiden Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H