Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Semangatt

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seberapa Pentingnya Moral Untuk Anak Usia Dini?

5 November 2022   10:49 Diperbarui: 5 November 2022   10:53 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menganalisis gejala perkembangan moral anak, Piaget memfokuskan diri pada aspek cara berpikir anak tentang isu-isu moral. Cara yang digunakannya adalah dengan mengamati dan mewawancarai kelompok anak usia 4-12 tahun yang terlibat dalam suatu permainan. Piaget mengamati anak-anak yang sedang bermainan kelereng untuk mengetahui bagaimana mereka menggunakan dan mematuhi aturan bermain. Piaget juga bertanya tentang isu-isu yang berhubungan dengan moral seperti: mencuri, berbohong, hukuman, dan keadilan. Dilihat dari hal tersebut Piaget menyimpulkan bahwa anak melewati dua tahap yang berbeda tentang moralitas. Hal ini tergantung pada tingkat perkembangannya.

1. Tahap Moralitas Heteronomus (heteronomous morality)

Pada tahap ini biasanya rentang terjadi pada anak usia 4-7 tahun. Anak beranggapan bahwa keadilan dan peraturan merupakan sifat-sifat yang dimiliki setiap lingkungan yang tidak bisa diubah dan tidak bisa dikontrol oleh orang lain dengan kata lain lepas dari kendali manusia. Jadi maksud dari tahap ini anak beranggapan bahwa keadilan sebagai sesuatu yang tetap ada, jika aturan dilanggar maka hukuman akan diberikan kepadanya segera. Seperti contoh: Jika seorang anak diingatkan oleh orang tuanya bahwa jika dia tidak makan, dia akan sakit. Na ketika anak mendengar seperti itu pasti dia akan langsung percaya dengan apa yang dikatakan oleh orang tua nya dan dia pasti akan nurut sesuai apa yang diperintahkan oleh kedua orang tuanya. Dan juga ketika disuruh oleh guru sebelum masuk kelas harus berbaris rapi, jika tidak rapi tidak diperboleh masuk kelas pasti anak akan melakukan sesuai dengan apa yang dikatakan gurunya karena pastinya dia merasa takut jika tidak diperbolehkan masuk ke dalam kelas.

2. Tahap Moralitas Otonomus (autonomous morality)

Pada tahap ini biasanya rentang terjadi pada anak usia 10 tahun ke atas. Anak menyadari bahwa aturan-aturan dan hukum itu dibuat oleh manusia. Pada tahap moralitas otonomus, anak yang berpikir moral pada tahap ini suat mulai mempertimbangkan niat dan konsekuensinya ketika menilai suatu perbuatan seseorang. Pada tahap ini kesadaran moral muncul secara mandiri dalam diri secara individu yang mempengaruhi perilaku moralnya dan bukan paksaan dari orang lain. Pemahaman sosial anak lebih sering terjadi melalui teman sebayanya dimana anak memiliki status dan kekuatan yang sama dari pada melalui hubungan orang tua dengan anak.

Teori Perkembangan Moral Menurut Kohlberg

Lawrence Kohlberg adalah salah satu psikolog yang sangat berjasa dalam penelitian tentang penalaran moral. Kohlberg tertarik meneliti perkembangan moral setelah terinspirasi hasil pemikiran Piaget dan kekagumannya atas reaksi anak-anak. Kohlberg mengemukakan bahwa ketika dilahirkan, anak belum membawa aspek moral. Ia menekankan bahwa cara berpikir tentang moral berkembang menurut tahapan tertentu. Adapun tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg terdiri atas 3 tahap:

1. Penalaran Moral Prakonvensional (preconventional reasoning)

Tahap ini terjadi pada anak sebelum usia 9 tahun. Tahap ini merupakan tingkat penalaran moral terendah. Pada tahap ini terdapat 2 subtahap yakni moralitas heteronom dan individualisme. Perilaku baik dan buruk itu didasarkan pada reward (imbalan) dan punishment (hukuman) eksternal. Reward berkaitan dengan pemberian hadiah sebagai penguatan. Sedangkan punishment eksternal berkaitan dengan pemberian hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki perilaku menjadi lebih baik.

  • Moralitas Heteronom

Pada tahap ini orientasi atau pengenalan penalaran moral anak usia dini dihubungkan dengan punishment (hukuman). Seperti contoh: anak tidak akan membuang sampah sembarangan karena takut mendapatkan hukuman. Suatu tindakan tersebut dianggap salah secara moral bila ada hukuman bagi orang yang melakukan kesalahan tersebut. Karena semakin kerasnya hukuman yang diberikan maka, dianggap semakin salah tindakan tersebut.

  • Individualisme

Pada tahap ini penalaran individu yang memikirkan dirinya sendiri dianggap sebagai hal yang benar dilakukannya dan hal ini juga berlaku untuk diri orang lain juga. Karena itu menurut mereka apa yang mereka lakukan dengan benar adalah sesuatu yang melibatkan pertukaran yang setara. Anak berfikir bahwa jika ia melakukan suatu perbuatan baik kepada orang lain, pastinya orang lain juga akan melakukan hal yang serupa kepada dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun