ABSTRAK
 Pembuatan karya tulis ilmiah merupakan suatu bentuk dari beberapa pengembangan pada suatu propesi. Di samping itu, pembuatan karya tulis ilmiah yang dipublikasikan juga dapat dikatakan sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa, dan bukan hanya itu karya tulis ilmiah ini juga merupakan syarat bagi guru untuk mengajukan kenaikan jabatan atau pangkat. Seperti guru-guru SMPN 1 Maronge banyak mengalami kendala dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah untuk memenuhi persyaratan tersebut.Â
Karena kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa suatu pelatihan penulisan karya tulis ilmiah bagi guru-guru SMPN 1 Maronge dengan tujuan dapat meningkatkan motivasi seorang dalam menulis karya tulis ilmiah yang baik dan berkualitas, dapat memberikan pemahaman kepada guru-guri tentang metode penulisan karya ilmiah yang baik dan berkualitas, dan dapat menghasilkan naskah atau artikel oleh guru-guru yang untuk dipublikasikan. Kegiatan-kegiatan pelatihan ini dilakukan biasanya dalam 7 kali pertemuan, dan penutupan , yang dilaksanakan dengan beberapa metode seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktik kegiatan. Kegiatan ini mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi para guru-guru untuk menulis artikel jurnal hasil pada suatu penelitian.
Kata kunci : Pelatihan, Karya tulis ilmiah, mahasiswa, guru, profesionalisme.
ABSTACK
Writing scientific papers is a form of several developments in a profession. Apart from that, producing published scientific papers can also be said to be one of the graduation requirements for students, and not only that, scientific papers are also a requirement for teachers to apply for promotion or promotion. Like the teachers at SMPN 1 Maronge, they experienced many obstacles in the process of writing scientific papers to meet these requirements.Â
Because this community service activity takes the form of training in writing scientific papers for teachers at SMPN 1 Maronge with the aim of increasing a person's motivation in writing good and quality scientific papers, it can provide teachers with an understanding of the method of writing good scientific papers. And quality, and can produce manuscripts or articles by teachers for publication. These training activities are usually carried out in 7 meetings, and the closing is carried out using several methods such as lectures, discussions, questions and answers, and practical activities. This activity is able to increase the knowledge, skills and motivation of teachers to write journal articles resulting from research.
Keywords: Training, scientific writing, students, teachers, professionalism
PENDAHULUAN
Di dalam dunia akademik yang semakin berkembang ini, karya tulis ilmiah sudah menjadi salah satu bentuk-bentuk pengungkapan para penelitian dan sudah menjadi pemikiran-pemikiran yang begitu sangat penting dan sudah mendunia. Karya tulis ilmiah ini tidak hanya menjadi suatu landasan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang berbagai disiplinya suatu ilmu, akan tetapi karya tulis ilmiah ini juga bisa menjadi sumber pengetahuan yang lebih luas lagi. Namun, untuk dapat meciptakan sebuah karya tulis ilmiah yang baik dan berkualitas, diperlukanlah sebuah langkah-langkah secara sistematis dan perhatian penuh terhadap karya ilmiah detail penting. Tulisan ini dapat menjelaskan beberapa cara kerja yang sistematis dan beberapa langkah-langkah detail penting dalam membangun suatu karya tulis ilmiah yang baik dan berkualitas.
Karya tulis ilmiah juga dapat dikatakan sebagai kenangan yang berisi gagasan-gasan ilmiah yang dapat disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk-bentuk karya tulis ilmiah dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah ini juga mengunsung suatu permasalah keilmuan. Yang dimana materi yang dituangkan didalam karya tulis ilmiah terdapat gagasan-gagasan ilmiah, baik itu berupa hasil kajian ilmiah ataupun hasil-hasil penelitian yang dapat disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Gagasan-gagasan itu juga merupakan suatu gambaran yang terdapat pada perkembangan ilmu pengetahuan yang telah terekam dalam sebuah tulisan-tulisan ilmiah. Dengan kata lain, karya tulis ilmiah dapat dikatakan sebagai karangan yang dapat menyajikan kebenaran-kebenaran secara umum dan dapat menunjukan fakta kebenaran secara ilmiah dan ditulis dengan metodologi yang tepat dan benar. Didalam ruang lingkup perguruan tinggi, karya tulis ilmiah juga disebut dengan teks akademik yang merupakan laporan hasil penelitian khususnya jenjang pendidikan S1 atau yang lazim disebut dengan skripsi.
Skripsi yang dapat dikatakan sebagai skripsi yaitu skripsi yang berkualitas, karena skripsi yang berkualitas tentu harus memenuhi ciri-ciri ilmiah sebuah tulis karya ilmiah, jadi pendapat tentang teks akademik yang sedang berkembang selama ini adalah teks akademik yang memiliki ciri-ciri seperti sederhana, padat, objektif, jelas, dan logis. Akan tetapi, selama ini pula belum ada yang menjadi bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan yang sesungguhnya mengenai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat, objektif, jelas, dan logis tersebut. Kemudia hal ini menjadi sesuatu hal yang perlu ditindak lebih lanjut agar ciri keilmiahan sebuah teks tidak hanya dipahami secara naluri, akan tetapi harus didasarkan dengan sebuah data atau teori tertentu.
Beradasarkan pada pemikiran yang telah dipaparkan diatas, lingguistik sistemik fungsional memandang teks sebagai sebuah suatu objek kajian untuk menemukan makna sebuah keilmiahan karya tulis ilmiah atau teks akademik. Jadi konstribusinya terhadap pemahaman teks yang menunjukan bahwa analisis linguistik sistemik fungsional mampu dapat membuktikan keilmiahan sebuah teks yakni kesederha, padat, objektif, jelas, dan logis. Jadi dalam hal ini pembentukan dapat dimaknai secara metafora gramatika.
METODELOGI
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR). Metode SLR merujuk pada metodologi penelitian tertentu dan pengembangan untuk mengumpulkan serta mengevaluasi penelitian yang terkait pada fokus topik tertentu. Manfaat penelitian dengan metode SLR ialah mampu mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia dengan fokus topik pada fenomena tertentu yang menarik.
Metode SLR dalam prakteknya membutuhkan upaya agar fokus penelitian tetap terjaga, salah satu upaya tersebut ialah menyusun pertanyaan (research questions) yang ingin diperoleh dari proses riview tersebut. Pertanyaan itulah yang pada akhirnya terjawab berdasarkan hasil sintesis dari berbagai sumber. Model penyusunan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada prinsip OFTA, yaitu Objek, Fokus, Tujuan, dan Aspek.
Tahapan menyusun penelitian dengan metode SLR secara garis besar terdiri dari 3 (tiga) langkah, yaitu tahap perencanaan (planning stage), tahap pelaksanaan (conducting stage), dan tahap pelaporan (reporting stage). Tahap perencanaan meliputi tahap mengidentifikasi kebutuhan riview yang sistematis, menyusun protokol riview, dan mengevaluasi protokol riview.
Tahap pelaksanaan meliputi tahap mencari bahan pokok riview, memilih dan menseleksi bahan pokok untuk riview, menggali data dari bahan pokok riview, menilai kualitas bahan pokok riview, dan mensintesis data.
Dalam konteks ini, metode tersebut digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis artikel, jurnal, dan publikasi ilmiah terkait peran media sosial dalam penciptaan karya tulis ilmiah. Hal ini memungkinkan penulis untuk mendapatkan wawasan yang komprehensif dan mendalam tentang topik tersebut berdasarkan bukti yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian "PKM pelatihan penulisan karya ilmiah bagi guru-guru, telah dilaksanakan di SMPN 1 Maronge, ada beberapa point-point penting materi yang dijelaskan meliputi: karakteristik Karya tulis ilmiah, karakteristik karya tulis non ilmiah, jenis-jenis karya tulis ilmiah, dan pentingnya membuat suatu karya tulis ilmiah, adapun kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, tips dan trik untuk menulis sebuah karya tulis ilmiah, pentingnya membaca literatur agar dapat mempermudah menulis karya tulis ilmiah, adapun tahapan-tahapan dalam menulis karya tulis ilmiah, cara menulis laporan hasil penelitian, dan contoh-contoh PTK yang pernah dilakukan oleh guru.Â
Setelah selesai memaparkan materi kemudian akan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ada beberapa pertanyaan karya tulis yang akan muncul mengenai karya tulis ilmiah diantaranya adalah: (1) apakah skripsi termasuk jenis karya tulis ilmiah?; (2) bagaimana membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar mengingat ketika dihadapkan kepada dosen pembimbing selalu salah (3) bagaimana membuat penelitian tindakan kelas yang benar?; (4) apakah sistematika PTK sama dengan sistematika skripsi?; (5) jika seorang guru melakukan PTK, siapakah yang berperan aktif sebagai dosen yang berhak membimbing?".
Dari beberapa pertanyaan diatas yang dikemukakan oleh peserta kegiatan pengabdian dapat diperoleh gambaran bahwa guru sedikit ragu untuk melakukan PTK , karena kurangnya kepercayaan diri peserta kegiatan pengabdian ini dalam melaksanakan PTK tersebut, jadi konsep tentang penulisan karya tulis ilmiah pada sesi kedua, yaitu paparan materi yang diberikan menjadi dua point utama yaitu (1) Penulisan di jurnal, dan (2) publikasi di jurnal. Point pertama terkait penulisan artikel ilmiah, ada beberapa hal yang akan dijelaskan berupa perbedaan format artikel ilmiah serta hasil penelitian dan artikel ilmiah bukan hasil penelitian, atau unsur penting artikel ilmiah, penjelasan lengkap terkait mengenai judul, abstrak dan tipe abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode, hasil serta pembahasan, dan penutup. Point utama kedua yaitu terkait dengan publikasi dijurnal yang berisi tentang proses bagaimana agar suatu artikel dapat diproses dan bagaimana cara registrasi untuk dapat memperoleh akun di suatu jurnal. Jadi pada kegiatan kali ini, jurnal yang akan dijadikan sebagai contoh adalah Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar (JIPD) yang dikelolah oleh PGSD UHAMKA dan sebagai pemateri yaitu salah satu anggota editor dijurnal tersebut. Selesainya pemaparan materi selanjutnya beralih ke sesi tanya jawab oleh peserta kegiatan pengabdian. Namun terdepat beberapa pertanyaan yang diberikan kepada pemateri diantaranya (1) apa fungsi dari kata kunci dan bagaimana memilih kata yang tepat dan benar?; (2) jurnal itu apa dan bagaimana cara memilih jurnal yang sangat cocok dengan artikel yang dibuat?; (3) bagaimana menulis artikel dari hasil PTK? ". Beberapa pertanyaan yang telah dipaparkan oleh peserta dapat memberikan sebuah gambaran kepada tim pengabdian bahwa mayoritas guru belum dapat melakukan atau membuat aktikel ilmiah. Dikarnakan dalam hal ini guru tidak memiliki banyak bahan yang cukup dan pengetahuan yang cukup luas untuk membuat artikel ilmiah. Tetapi guru juga dapat memiliki kesempatan yang besar untuk dapat meningkatkan profesionalismenya melalui publikasi karena guru memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan subuah penelitian tindakan kelas setiap saat.
Kegiatan pengambdian ini dilanjukan dengan pemberian sebuah plakat kepada perwakilan salah satu peserta dan dilanjutkan dengan pemberian kesan pesan oleh salah satu peserta yang diwakili oleh Bapak guru. Jadi peserta dapat termotivasi untuk melakukan PTK dan memiliki keinginan besar untuk dapat memiliki artikel yang dipublish di jurnal ilmiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H