Adrian mengatakan, kalau JKN-BPJS memberikan layanan standar kesehatan, asuransi non-BPJS memberikan complimentary yang tidak didapatkan dari JKN. Selain, bertumbuhnya kelas menengah yang ditandai dengan bertambahnya penghasilan mereka, kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, asuransi yang mengcover berbagai risiko penyakit, juga produk asuransi yang bermitra dengan lebih banyak Rumah Sakit swasta pilihan kalangan menengah ini, membuat permintaan produk asuransi non-BPJS tetap tinggi dan punya segmen tersendiri.
Itu soal asuransi kesehatan. Beda soal asuransi pendidikan. Menurut Adrian, ada pertumbuhan dalam asuransi kesehatan dan jiwa, ditambah lagi sejak adanya JKN-BPJS, edukasi mengenai asuransi lebih meluas jangkauannya. Asuransi kesehatan pun semakin diterima oleh orang awam. Namun kalau soal asuransi pendidikan, masyarakat masih belum terlalu peduli dengan proteksi yang satu ini.
Meski kesadaran berasuransi di masyarakat belum menyentuh semua aspek dalam kehidupan, setidaknya orang Indonesia kini lebih peduli proteksi dini. Perlahan, semakin banyak orang melek asuransi. Dimulai dari kesehatan, jiwa, pendidikan anak, beranjak kepada aspek kehidupan lainnya.
Bagaimana dengan Anda, sudahkah berasuransi, memproteksi diri dan keluarga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H