Tazkiyatun Al-Nafs
Sebagai manusia yang tidak luput dari dosa, umat Islam harusnya selalu berusaha membersihkan diri secara lahir dan batin. Inilah yang disebut tazkiyatun nafs.
Pengertian Tazkiyat Al-Nafs
Tazkiyat al-nafs terdiri dari dua kata, tazkiyat dan al-nafs. Secara etimologi kata tazkiyat berasal dari zaka atau zakat yang berarti al-numuwwu, yaitu tumbuh kembang, sedangkan nafs berarti jiwa. Jadi, tazkiyat al-nafs berarti menumbuh kembangkan jiwa seorang muslim sehingga menjadi baik dan melahirkan kebaikan; membersihkan dan mengembangkan jiwa hingga bersih dan melahirkan kebaikan.
Sementara itu, kata nafs dari segi etimologi memiliki beberapa arti, yaitu:Â
- 1. nafs = dorongan
2. naffasa = bernafas
3. nafasa = kompetisi/berlomba
4. nafisah = berharga
5. pribadi
6. anfus = ruh
7. senang hati
Rangkaian tujuh makna al-nafs menggambarkan bahwa nafs adalah kehidupan yang ditandai dengan bernafas, melahirkan dorongan, keinginan untuk melakukan sesuatau yang dianggap penting oleh masing-masing pribadi kemudia belomba untuk mendapatkannya dan akan senang hati jika berhasil mendapatkannya.
Untuk tujuan menghilangkan penghalang yang membatasi manusia dengan Tuhannya inilah, ahli-ahli tasawuf menyusun sebuah sistem atau cara yang tersusun atas dasar didikan tiga tingkat yang diberi nama: takhalli, tahalli, dan tajalli.
1. Takhalli berarti mengosongkan jiwa dari penyakit qolbu dan sifat-sifat tercela.
2. Tahalli, mempercantik jiwa dengan sifat Allah, dan
3. Tajalli adalah jiwa tercerahkan dengan Nur Allah.
Apa yang dibersihkan dalam tazkiyat al-nafs?
* Akidah
  1. kekufuran
  2. kemusyrikan
  3. kemunafikan
* Fikih
  1. dosa besar (durhaka kepada kedua orang tua, zina, judi)
  2. haram
  3. makruh
  4. syubhat
  5. mubah tetapi tidak membawa manfaat seperti tidur, makan, minum dll
* Akhlak
  1. sifat-sifat tercela
  2. penyakit hati
Manusia menurut Al-Quran adalah makhluk yang terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu fisik, roh, dan nafs yang melahirkan konsep jasmani, rohani, dan nafsiah. Jasmani berkenaan dengan proses reproduksi manusia, sedangkan roh berasalj dari Allah meniupkan ruh ke dalam janin. Kemudian, roh yang sudah menyatu di dalam fisik dinamakan nafs sehingga nafs berarti selama ruh menyatu dalam tubuh (bersemayam). Oleh sebab itu, Alquran memandang bahwa yang akan mempertanggung jawabkan perbuatan manusia di hadapan Allah itu bukan roh, melainkan nafs.