"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Yusuf : 53)
Nafsu Amarah selalu mengajak pada hal-hal negatif seperti : marah, iri, dengki, tamak, serakah, culas, licik, rakus, egois, boros, dan sifat sifat yang cenderung desktruktif merusak hal hal di luar dirinya.
- Nafs Lawwamah, jiwa yang terbelenggu (nafs yang terombang-ambing di antara dorongan ruh dan jasad)
وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
"Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)," (QS. Al-Qiyamah: 2).
nafs kebanyakan manusia,
nafsu lawwamah cenderung merusak diri sendiri (internal destruktif). Hal-hal tersebut adalah penyesalan rohani, perasaan rendah diri, kecewa, putus asa, cemas, khawatir, takut, ragu, sedih, mengeluh terhadap masa lalu, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dan menyalahkan diri sendiri.
- Nafs Muthmainnah, jiwa yang tenang (nafs yang dikuasai oleh dorongan ruhani)
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ . ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً . فَادْخُلِي فِي عِبَادِي . وَادْخُلِي جَنَّتِي
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku," (QS. Al-Fajr 27 - 30).
Nafsu Mutmainnah telah menemukan kesadaran, keberadaan, dan tujuan hidupnya sendiri. Nafsu Mutmainnah, telah ikhlas menerima bagian karunia dari Maha Sutradara, senang dengan peran yang diberikan, bersabar dengan proses yang berjalan, dan bersyukur dengan hasil yang telah diterima.
Nafsu Mutmainnah, adalah Jiwa yang Tenang. Mereka tidak lagi membedakan kebahagiaan dan penderitaan, tidak membedakan masalah dan kesuksesan. Menurut mereka, segala hal yang terjadi adalah cara Allah mendekati hambaNya, baik dengan duka maupun air mata.
Dosen pengampu Akhlak Tasawuf UIN Syarif HIdayatullah Jakarta : Dr. Hamidullah Mahmud, Lc. M.A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H