Mohon tunggu...
Wara Katumba
Wara Katumba Mohon Tunggu... independen -

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ratna Sarumpaet Korban Konspirasi Politik Oposan

5 Oktober 2018   12:55 Diperbarui: 5 Oktober 2018   13:49 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keesokan hari aksi dilakukan, sang Capres oposisi mengumpulkan para petinggi secara besar-besaran sebagai bentuk pressure, dari tim sepuh hingga tim yunior mendampingi sang Capres konferensi pers yang pada intinya menekan, oposisi merasa didzolimi oleh lawan politik yang sedang berkuasa, negara tidak mampu hadir sebagai pelindung rakyat yang secara tidak langsung menyinggung Polri sebagai aparat negara.

Opsi kebohongan Ratna Sarumpaet dipakai sang Capres dengan menggiring aksi prsessure "Kumpul Ramai-ramai" berhasil dan berjalan baik dengan menimbulkan dampak kehebohan, namun hanya bertahan satu hari akibat gerak cepat Polri mengungkap aksi Ratna Sarumpaet dianiaya, pada akhirnya dijadikan tersangka.

Pertanyaannya, Apakah Ratna Sarumpaet jadi tersangka sebatas kebohongan yang disebar kepada gerombolan oposisi?

Ataukah memang benar-benar bersekongkol dengan oposisi menciptakan kebohongan yang sangat meresahkan dan memojokkan lawan politik, tanda-tanda mengarah kesana kemungkinan bisa terjadi seperti :

  • Pertama kali beredarnya isu penganiayaan yang disertai gambar wajah lebam oleh oposisi "Rachel Maryam" diduga tanpa dikonfirmasi terlebih dahulu kepada Ratna Sarumpaet.
  • Isu "Dianiaya" yang terlanjur heboh terpaksa diamini Ratna Sarumpaet.
  • Adanya jeda waktu 12 hari yang menjadi tanda tanya korban tidak membuat laporan ke Polisi, kenapa pihak oposisi tidak menaruh curiga.
  • Saksi kunci ada pada Fadli Zon yang melihat langsung dan Rachel Maryam yang posting awal.
  • Sang Capres tidak gentle langsung memecat tetapi meminta Ratna Sarumpaet mengundurkan diri
  • Wajah lebam antara dianiaya atau dioplas yang seolah-olah sulit diidentifikasi oleh pihak oposisi "sengaja acuh".
  • Pihak oposisi menebar counter attack ada penyusupan, seakan-akan Ratna Sarumpaet penyusup yang dikirim lawan politik.
  • Cepatnya proses keluar negeri yang diduga mau melarikan diri seperti contoh yang dilakukan Rizieq Syihab.
  • Keterlibatan pihak Pemprov DKI Jakarta, diduga Anies Baswedan ikut kongkalikong ingin hilangkan jejak Ratna Sarumpaet.

Tinggal menunggu waktu apakah suatu hari nanti Ratna Sarumpaet akan bernyanyi bahwa apa yang  dilakukan dengan menebar kebohongan "Dianiaya" merupakan bentuk persekongkolan yang sudah direncanakan bersama Fadli Zon, kawan-kawan dan junjungannya.

Jadi, kesimpulan poin diatas apapun yang dilakukan Ratna Sarumpaet apakah berkata berbohong maupun berkata jujur tetap menjadi korban dari konspirasi politik oposan yang sangat kejam.

Salam konspirasi oposan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun