Mohon tunggu...
Wara Katumba
Wara Katumba Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memaknai Kata Kafir

27 Desember 2016   13:03 Diperbarui: 27 Desember 2016   13:55 2019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kabarmakkah.com/dwi estiningsih

Masa itu,  Ucapan “Kafir” sulit dijumpai kecuali pihak-pihak tertentu yang dituduh mengajarkan pengkafiran pihak lain yang belum tentu benar isu tersebut, baik terhadap non muslim maupun bagi muslim itu sendiri maka akibat yang didapat adalah kekerasan psikis (intimidasi), fisik (pembakaran) maupun administrasi berupa pembekuan atau pembubaran Ormas hingga ke jalur hukum.

Itu semua akibat dari ketegasan MUI pada zaman tersebut.

Memasuki era Pilkada/Pemilu secara langsung sejak tahun 2004 dan beberapa tahun terakhir ini, kata “Kafir” adalah sesuatu yang sudah tidak dianggap tabu lagi, dianggap biasa, bahkan dijadikan alat komoditi untuk kampanye politik.

Bagaimana reaksi MUI atas menjamurnya ucapan “Kafir” sekarang?

Kenyataannya, tidak ada reaksi sedikitpun dari MUI terhadap pihak tertentu yang mengumbar “Kafir” seperti yang terjadi selama ini :

sumber: jurnalmuslim.com
sumber: jurnalmuslim.com
Maraknya kata “Kafir” yang begitu mudah diucapkan beberapa tokoh terutama tokoh terkenal ditujukan ke non muslim menciptakan situasi yang mengurangi rasa toleransi antar umat beragama.

sumber: arrahman.com
sumber: arrahman.com
Contoh sasaran yang sering ditujukan adalah calon kepala daerah non muslim seperti yang dialami Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan calon-calon lain yang tidak terpantau media.

Terakhir, pahlawan-pahlawan yang sudah gugur demi tumpah darah dengan segenap perjuangannya membela bangsa dan Negara tidak luput dari sasaran Dwi Estiningsih seorang kader PKS menyebut pahlawan kafir

sumber: detik.com/dwi estiningsih
sumber: detik.com/dwi estiningsih
sumber: kabarmakkah.com/dwi estiningsih
sumber: kabarmakkah.com/dwi estiningsih
 “Luar biasa negeri yg mayoritas Islam ini.
 Dari ratusan pahlawan, terpilih 5 dari 11 adalah pahlawan kafir”

Apakah boleh mengkafirkan non muslim?

Bukankah mengkafirkan ke muslim maupun ke non muslim sama saja jika menilik HR. Ahmad No. 8493?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun