Santun Yang Penakut, Keras Kepala
Selama menjabat Menteri, lebih menonjolkan kesantunan kepada bawahan sehingga bawahannya ikut santun, apa yang mesti dilakukan seorang menteri dengan cara tegas dan disiplin menjadi segan dan takut dengan bawahan yang ikut terbawa kesantunan. Akhirnya yang terjadi sama-sama saling menjaga kesantunan.
Berbanding terbalik terhadap atasannya Presiden, contoh yang diperlihatkan Anies yang telah berani membangkang atas instruksi Presiden agar para menteri tidak keluar dari Jakarta dari tanggal 26-29 juli 2016, namun hanya Anies yang begitu nekat dan keras kepala “Abaikan Instruksi Presiden Jokowi Anies Keluyuran Di Sulsel” (sumber: merdeka.com)
Lelet Karena Kebingungan
Banyak yang mengecam pemecatan Anies yang dianggap berhasil membawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih baik. Pihak Istana Presiden beralasan “Anies dicopot dari kabinet kerja lantaran tak melakukan gebrakan yang cepat selama menjabat sebagai Mendikbud” (sumber: merdeka.com)
Banyak yang kecewa dan meragukan kalau Anies lamban dalam gebrakan jika dilihat dari penampilannya yang santun dan cerdas.
Namun perlahan tapi pasti, mulai terkuak sifat asli Anies yang sesungguhnya ternyata sosok yang lamban dan lelet dalam gebrakkan seperti contoh keluhan yang dialami Ketua BNN Budi Waseso
“Waseso sebelumnya mengaku mengajukan buku tersebut ke Menteri Pendidikan dan Kebudayan yang saat itu dijabat Anies Baswedan.
Harapan Waseso, buku itu masuk dalam kurikulum 2016. Namun, Anies disebut hanya "iya iya" saja”
Respon Anies diluar dugaan, Anies kebakaran mulut “karena tidak ada jenggot” dengan bahasa yang diluar kebiasaannya sebagai figure sopan santun
"Emang negara diurus pakai obrolan begitu? Pak Buwas ngerti -lah cara urus negara yang benar. Ngurus negara itu ya pakai proses. Tanyain Pak Buwas, Pak Anies nanya, ada enggak suratnya?" (sumber: tribunnews.com)