Mohon tunggu...
wara katumba
wara katumba Mohon Tunggu... pengusaha -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Cepat Respon Walikota Bekasi, Anies Lelet Respon Buwas

28 Oktober 2016   14:45 Diperbarui: 28 Oktober 2016   15:03 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: poskotanews.com/walikota bekasi dan ahok


"Saya hubungi WhatsApp beliau (Ahok), dalam waktu singkat, responsnya luar biasa," kata Rahmat di Balai Kota, Jakarta, Rabu (26/10/2016). Sumber: kompas.com.

Hanya melalui gadget bagaimana luar biasanya Ahok merespon semua informasi yang masuk dan segera ditindaklanjuti, baik masyarakat, pejabat DKI Jakarta maupun para pejabat diluar pemerintahan Provinsi DKI Jakarta seperti contoh yang diakui Rahmat Efendi selaku Walikota Bekasi diatas.

Bayangkan, hanya melalui gadget Ahok merespon dengan cepat apalagi bertemu langsung tentu responnya semakin cepat dan fakta diakui oleh walikota Bekasi tersebut.

Respon cepat Ahok yang ditunjukkannya seperti ini yang diidamkan pemerintahan sekarang dengan sikap “kerja, kerja, kerja…” tidak seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon selaku pimpinan DPR RI kerjanya hanya omong doank sambil berkhayal dan berpuisi ria.

Watak pemimpin pekerja keras dapat dilihat dari sosok Ahok bagaimana reaksi cepat seorang pemimpin dalam hal apapun maka hasilnya akan terlihat dan masyarakat akan menilai dan berkata “wouuuuwwwww…menakjubkan”.

Beda Ahok, beda juga yang ditunjukkan Anies Baswedan, selama menjadi Menteri, secara "bungkus luar" terlihat professional dan meyakinkan membawa kementerian pendidikan mampu mendobrak system dan menelurkan program-program pendidikan tepat sasaran.Hanya cukup sekitar satu tahun harus dipecat sebagai Menteri. Banyak pihak yang menyayangkan pemecatan Anies karena dianggap berhasil memimpin kementerian pendididkan.

Namun kenyataannya, memang pantas di berhentikan Presiden karena beberapa program yang diharapkan tidak mampu dilakukannya dan hanya jalan ditempat, akibat lebih menonjolkan ke penampilan dan bicara yang santun dan rapi.

Apa yang menyebabkan Anies gagal di kementerian pendidikan dan kebudayaan dikarenakan :

Cerdas Berteori

Kesempatan Anies ditunjuk menjadi Menteri semestinya dapat dimanfaatkan untuk mengimplementasi semua kecerdasannya di dunia pendidikan, kenyataannya berbanding terbalik dengan sikapnya yang cerdas hanya berteori tetapi tidak mampu diwujudkannya.

Santun Yang Penakut, Keras Kepala

Selama menjabat Menteri, lebih menonjolkan kesantunan kepada bawahan sehingga bawahannya ikut santun, apa yang mesti dilakukan seorang menteri dengan cara tegas dan disiplin menjadi segan dan takut dengan bawahan yang ikut terbawa kesantunan. Akhirnya yang terjadi sama-sama saling menjaga kesantunan.

Berbanding terbalik terhadap atasannya Presiden, contoh yang diperlihatkan Anies yang telah berani membangkang atas instruksi Presiden agar para menteri tidak keluar dari Jakarta dari tanggal 26-29 juli 2016, namun hanya Anies yang begitu nekat dan keras kepala “Abaikan Instruksi Presiden Jokowi Anies Keluyuran Di Sulsel” (sumber: merdeka.com)

Lelet Karena Kebingungan

Banyak yang mengecam pemecatan Anies yang dianggap berhasil membawa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih baik. Pihak Istana Presiden beralasan Anies dicopot dari kabinet kerja lantaran tak melakukan gebrakan yang cepat selama menjabat sebagai Mendikbud” (sumber: merdeka.com)

Banyak yang kecewa dan meragukan kalau Anies lamban dalam gebrakan jika dilihat dari penampilannya yang santun dan cerdas.

Namun perlahan tapi pasti, mulai terkuak sifat asli Anies yang sesungguhnya ternyata sosok yang lamban dan lelet dalam gebrakkan seperti contoh keluhan yang dialami Ketua BNN Budi Waseso

“Waseso sebelumnya mengaku mengajukan buku tersebut ke Menteri Pendidikan dan Kebudayan yang saat itu dijabat Anies Baswedan.

Harapan Waseso, buku itu masuk dalam kurikulum 2016. Namun, Anies disebut hanya "iya iya" saja”

Respon Anies diluar dugaan, Anies kebakaran mulut “karena tidak ada jenggot” dengan bahasa yang diluar kebiasaannya sebagai figure sopan santun

"Emang negara diurus pakai obrolan begitu? Pak Buwas ngerti -lah cara urus negara yang benar. Ngurus negara itu ya pakai proses. Tanyain Pak Buwas, Pak Anies nanya, ada enggak suratnya?" (sumber: tribunnews.com)

sumber: poskotanews.com
sumber: poskotanews.com
lelet merespon, kemungkinan karena bingung apa yang harus dikerjakan seorang menteri sehingga yang bisa dilakukannya hanya mengintip dan sambil mengira-ngira ini yang tepat saya kerjakan ibarat “Malu Bertanya Sesat Di Jalan” alias gengsi tingkat tinggi akibat image cerdas dan santun yang sudah melekat.

Jadi, mau pilih Calon Gubernur "kerja..kerja..kerja.." yang cepat merespon dengan kerja keras seperti Ahok-Djarot, atau pilih Calon Gubernur "iya..iya..iya.." yang kelihatan santun dan lelet merepon suatu persoalan seperti Anies-Uno ataukah pilih calon Gubernur “hilang..hilang..hilang..” SBY yang manut-manut seperti Agus-Sylvi.

Salam Lelet…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun