Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mama Rajin Belanja, Anak Turut Bahagia

12 Januari 2025   20:40 Diperbarui: 12 Januari 2025   20:40 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain pasir di swalayan | dokumentasi pribadi 

Suatu sore aku di-chat seorang teman. Dia berujar, apakah aku bisa mengantar anak ke salah satu swalayan dekat kota. Ada voucher gratis bermain pasir pantai. Hari ini kadaluarsa.

Sayangnya, anak kami baru saja lelap. Tidak tidur siang. Kalau dibangunkan, pasti rewel. Sudah malam pula. Belum kalau nanti hujan. Mungkin belum rezeki anak kami.

***

Bermain outdoor (di luar rumah, meski di mal misalnya, tetap dalam ruangan), menjadi kebutuhan bagi anak-anak saat ini. Itu jika kita enggan menyerahkan mereka pada TV atau HP dan segala konten yang lebih banyak potensi merusak daripada bermanfaat.

Aku dan istri juga sudah sepakat untuk mengajak anak beraktivitas di luar rumah. Bukan mengurungnya di rumah, lalu menuntutnya untuk menjadi anak yang tenang dan penurut. Sedang orang dewasa pun bosan jika hanya di dalam rumah, betul?

Waktu weekdays, istri biasanya belanja ke pasar. Anak diajak untuk berinteraksi dengan ibu-ibu penjual sayur, buah, maupun bumbu. Sesekali dia diberi buah, maupun jajan pasar. Jika tidak belanja, minimal istri mengajak anak ke ruang terbuka dekat kompleks, pas ada proyek pembangunan taman. Agenda lain, berkunjung ke rumah Mbah di kampung.

Saat weekend, kami biasa mengajak anak ke tempat wisata alam seperti taman kota, tepi danau, sawah, air terjun, pantai, ke ladang maupun tempat ekowisata seperti Cimory. Ke gunung yang belum kesampaian. Berinteraksi dengan alam sangat penting dan bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Selain itu, bisa melahirkan jiwa naturalis dalam diri anak.

Awal tahun lalu kami berwisata ke Pantai Drini, Yogyakarta saat oppung datang dari kampung untuk menghadiri wisuda adik ipar. Ini pertama kali anak kami main ke pantai, berinteraksi dengan ombak, air laut, dan pasir. Kesan anak kami? Mulanya takut, berikutnya senang!

Omong-omong tentang main pasir, anakku sudah dua kali ke pantai langsung. Jadi bukan sesuatu yang baru baginya. Selain pasir, deburan ombak dan sensasi lengket air laut memberi kesan tersendiri. Setidaknya, anak tidak takut ombak.

Kembali ke main pasir di swalayan. Hari ini aku ada tugas yayasan untuk melayani sebagai choir dalam ibadah II. Biasanya, aku sendirian karena anak sudah ke Sekolah Minggu, dan istri pergi ibadah I. Entah kenapa, kami bangun kesiangan. Akhirnya, istri dan anakku ikut ibadah untuk menemani aku pelayanan. Indahnya keluarga seperti ini ya kan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun