Salah satu buku yang dibeli istri adalah cerita tentang Bob, pekerja pipa dan terompetnya. Ceritanya singkat, tapi gambarnya menarik. Hanya dua tiga kali dibacakan, anak sudah hapal. Sebelumnya anak sudah belajar bermacam suara alat musik. "Tet tet teroret!!" tiru anak melafalkan suara terompet.Â
Saat jalan-jalan ke alun-alun, ada anak meniup terompet. Anak kami kepingin. Kami pun membelikan. Biar anak belajar alat musik. Dia belum bisa meniup. Meniup nasi panas saja malah muncrat liurnya. Saat antri di pom bensin, anak tetiba bisa meniup terompet. "Ini terompet Bob!"
Kereta Thomas
Buku lain adalah Thomas & Friends. Thomas si kereta dan teman-temannya harus menyiapkan pesta untuk anak-anak. Mereka harus mengangkut barang-barang keperluan.
Thomas harus mandi dulu supaya bersih dan keren. Thomas digosok dan diberi sabun, sehingga banyak busa di tubuhnya. Aha, Thomas mendapat ide untuk memakai kostum gelembung raksasa. Saat melaju, gelembung di muka Thomas mengenai matanya, jadi perih.
Kemarin aku memandikan anakku. Ia dikeramas, dan aku beri sabun di mukanya. "Papa, seperti Thomas!" Emejing!
Begitulah. Ketekunan membacakan buku oada anak sangat bermanfaat. Anak jadi lebih imajinatif dan ekspresif. Dia mengingat cerita yang kita bacakan. Hal ini tidak didapat jika memberikan anak kepada HP. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H