Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Latih Mental Anak, Ajak Trekking ke Air Terjun

24 September 2024   13:22 Diperbarui: 27 September 2024   14:09 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trekking ke air terjun dengan anak batita | dokumentasi pribadi

Ingin menyerah

Dulu waktu pertama kali mengajak anak kemah (di kafe daerah perbukitan), ingin juga mengajak anak kemah di Gunung Andong. Lha ini baru trekking ke air terjun pun sudah minta digendong. Ingin menyerah rasanya.

"Ayo, gendong Papa" seru istriku memberi semangat. Si anak sudah makin banyak bobotnya. Menggendong sampai ke air terjun bisa encok, nih!

Melatih mental

Sebenarnya, selain demi menikmati keindahan air terjun, trekking ini demi melatih mental. Ya mental anakku, ya mental kami sebagai orangtua.

Daripada menonton Youtube seharian, mengajaknya trekking di alam bisa menyalurkan energinya, bisa mengeksplor hal-hal di sekitar, berikut merangsang imajinasinya saat menyentuh air, tanah, batu, dan pohon.

Berinteraksi dengan pohon, air, dan batu | dokumentasi pribadi
Berinteraksi dengan pohon, air, dan batu | dokumentasi pribadi

Bagi orangtua, sikap mudah menyerah jika harus menggendong anak adalah tanda pesimis. Cemen. Namun, selagi masih ada tenaga dan kaki untuk melangkah, gas ajalah! Aku gendong anakku di pundak, satu demi satu langkah menaiki anak tangga, berat tapi terus melangkah. Capek, istirahat sebentar. Lanjut lagi. Jika jalan rata, kami dorong anak berjalan kaki, "Nanti bisa main air di sana!" 

Perjuangan memberi hasil

Syukurnya, aku dan istri tidak menyerah. Anak kami mengeluh tapi tidak tantrum. Ia tetap mau berjalan, sesekali digandeng mamanya. Setelah berjalan sekitar 20 menit, kami menepi di salah satu tepi sungai yang aliran airnya tenang. Anak kami "berenang" (baca: berendam), sambil kami sarapan. Karena harus berangkat pagi, istri memasak dan membungkus untuk bekal.

Sekitar 20 menit, kami selesai sarapan dan mau melanjutkan perjalanan. Tapi seperti biasa, si bayi susah diajak keluar dari air. Ia maunya mainan air. Padahal hari makin siang. Kami tidak ingin pulang kesorean.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun