1) Memakai media ajar
Bak sales yang menawarkan dagangan, harus membawa dagangan. Profesi guru menghasilkan produk jasa mengajar salah satunya.
"Sampel"-nya guru buku paket, gambar, atau video untuk kelas besar, dan media ajar yang menarik bagi kelas kecil. Aku hendak mengajar calistung, maka aku harus punya media untuk menulis dan membaca.
Aku mendapat ide membuat potongan suku kata (semacam flash card) yang didesain memakai Canva dengan latar berwarna-warni. Aku pilih suku kata sedemikian hingga supaya mudah dipakai murid.
Aku taruh potongan kata di meja. Muridku aku dorong mengambil sepotong, lalu memilih potongan lainnya agar membentuk satu kata benda/nama sesuatu.
Bisa? Syukurnya, muridku antusias dengan flash card itu. Pertemuan berikut, aku tambah potongan katanya, menantang.
2) Biarkan anak mengalami
Di awal pertemuan les, aku masih memakai metode klasik. Aku menulis di kertas (pengganti papan tulis), meminta murid membaca, lalu menulis di bukunya.
Apa bedanya aku dengan guruku di era papan hitam?
Dengan flash card potongan kata, aku biarkan muridku mengalami pembelajaran itu. Ia melihat, menyentuh, mencerna informasi, mengolah sedemikian rupa dalam otaknya lalu jari-jarinya diperintahkan untuk menyatukan potongan kata yang tepat.