Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Seru dan Haru Mengajak Mbah Pertama Naik Kereta

9 Juli 2024   16:23 Diperbarui: 13 Juli 2024   15:58 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhirnya dapat kursi di kereta | dokumentasi pribadi

Menunggu bus | dokumentasi pribadi
Menunggu bus | dokumentasi pribadi

Si Mbah pun gusar, "Dulu, zaman Bapak jadi kondektur, tak ada semenit bisa susul menyusul!" Ya iyalah, Pak. Zaman kan berganti, ujarku. Sudah begitu, dari awal naik sampai tiba di Solo, aku berdiri (Sempat sekali duduk, kuberikan bangku untuk seorang wanita). Syukur Mbah dan istriku mendapat tempat duduk kemudian.

Botol susu ketingalan

Rintangan #2, botol susu ketinggalan. Anak batita kami masih bergantung botol susu menjelang tidur. Bagaimana kalau di tengah jalan ia mengantuk, lalu rewel, dan tidak ada botol susu? Bagaimana nanti malam kalau mau tidur? Mateng! 

"Haruskah aku pulang dulu?" ujarku pada istri. Tak lama, bis pun datang. Walau badai menghadang... kami pergi tanpa botol susu.

Berkali-kali oper angkutan

Salatiga-Solo naik bus. Turun dari bus ke Stasiun Purwosari naik go*ar. Purwosari-Wates naik KRL (pengganti Prambanan Ekspres). Dari Stasiun Wates-Kulonprogo (tujuan akhir) naik go*ar lagi. Sesuai saran teman, kami dimudahkan membeli tiket KRL via aplikasi G* Transit. Aku pilih tujuan Stasiun Wates, ada di aplikasi. E lha dalah, realitanya hanya sampai di Jogja. Harus oper Prameks. Hmm...

Hampir dua jam menunggu prameks

Dulu, zaman istriku masih bekerja, ia beberapa kali naik Prameks. Tersedia layanan langsung jalur Solo-Wates. Nampaknya, Prameks diperuntukkan jalur di Jogja pinggiran.

Sambil menunggu, kami menyandarkan punggung di kursi tunggu yang jumlahnya terbatas. Sebagian penumpang harus berdiri karena penuh. Kami memesan dari gerai terdekat, dipilih menu gudeg dan ayam goreng. Si anak harus melepas kaos, hanya memakai kutang saking panasnya Jogja.

Olah raga tangan di dalam KRL | dokumentasi pribadi
Olah raga tangan di dalam KRL | dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun