Pasca menangis histeris, anak tetangga tetap mau main ke rumah. Begitulah anak-anak, mudah tersinggung, mudah melupakan kesalahan. Ia membawa miniatur sepeda mainan dan dilihat anakku. Tangan kirinya memeluk senapan mainan, tangan kanan hendak meraih sepeda mainan.Â
Aha! Ini adalah momen yang tepat untuk mengajari anak. Kalau anakku ingin pinjam miniatur sepeda temannya, ia harus meminjamkan senapan mainannya. Problem solve. --KRAISWAN
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!