Pasca menangis histeris, anak tetangga tetap mau main ke rumah. Begitulah anak-anak, mudah tersinggung, mudah melupakan kesalahan. Ia membawa miniatur sepeda mainan dan dilihat anakku. Tangan kirinya memeluk senapan mainan, tangan kanan hendak meraih sepeda mainan.Â
Aha! Ini adalah momen yang tepat untuk mengajari anak. Kalau anakku ingin pinjam miniatur sepeda temannya, ia harus meminjamkan senapan mainannya. Problem solve. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!