Meskipun ada frasa "village" ini adalah tempat buatan, yang dulunya hamparan sawah. Merupakan kawasan resto dengan beberapa spot menarik layaknya di pedesaan.
Ada kebun mini, kolam, dan beberapa replika mainan tradisional berukuran besar. Meski begitu, desain gedungnya diberi sentuhan modern dengan mayoritas berwarna putih.Â
Pas kami datang, ada tari Gedruk Pengantin, kami menonton dulu untuk durasi sekitar 15 menit. Ini kiat Obelix Village untuk melestarikan kebudayaan Indonesia.
Lalu kami mendengar renungan singkat sebelum menyantap makan malam, dan ditutup dengan berfoto di sekitar lokasi. Ada live music yang bisa memanjakan pengunjung.
Penutup
Tidak semua peserta adalah pelaku UMKM. Kunjungan ke Jogja ini juga tidak ke pantai--tempat populer kalau ke Jogja. Namun, dari bakpia dan jamu khususnya, kita bisa belajar cara bertahan di tengah gempuran era digital. Bakpia hadir sebelum Indonesia merdeka, tetap eksis hingga sekarang.Â
Bakpia Juwara Satoe berani berinovasi dengan menyasar generasi milenial sebagai target. Jamu--minuman tradisional bersumber dari kekayaan rempah Indonesia--juga terus dikerjakan meski skala rumahan, dipasarkan di warung sekitar. Inovasi dan ketekunan untuk terus mengerjakan usaha adalah cara jitu untuk bertahan di tengah laju zaman. --KRAISWAN